Mohon tunggu...
timotius lubis
timotius lubis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Boraspati

don't hate what you don't understand

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggugat Indonesia!

21 September 2024   16:17 Diperbarui: 21 September 2024   16:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menggugat Indonesia!

"Menggugat penjahat yang bernama Pemerintah Indonesia!"

Kita menyadari kelahiran sebagai seorang manusia tidak lah ditentukan dari keinginan manusia itu sendiri, banyak diantara kita memaknainya sebagai kondisi yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Disisi lain tidak ada kelahiran tanpa eksistensi atau keberadaan manusia itu sendiri sudah ada sejak tangisan pertama kali muncul. Setelah seorang manusia lahir maka dia akan menjadi warga negara, atau bagian dari sebuah komunitas sosial formal maupun non formal.

Sejak kelahiran seorang manusia di negara Indonesia bahkan di negara-negara lain langsung mendapatkan hak-hak nya sebagai manusia secara otomotis dan tidak dapat dihilangkan bahkan orang tua yang melahirkan manusia tersebut. Seorang manusia bertumbuh kembang juga bagian dari tanggung jawab negara, pendidikan, kesehatan dan kesejaheteraan di jamin oleh Negara melalui alat yang beranama Pemerintah. Ketetapan akan hak warga negara jelas termuat di Undang-Undang Dasar 1945.

Namun, ternyata realitas akan begitu rumit sepertinya hingga kini belum seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan hak yang seharusnya mereka rasakan. Perlu kita melihat ini sebagai tuntutan atas kehadiran kita sebagai warga negara, Pemerintah selama 79 tahun Indonesia berdiri tidak mampu memenuhi sumpah atau isi kontrak kita bernegara. Bahkan dampaknya banyak wilayah yang menyatakan keinginan untuk berdiri sendiri alias merdeka sebagai negara sendiri. Hingga saat ini Papua masih bergejolak mengenai kemerdekaan dan semakin hari intensitas pergerakan semakin tinggi. Kita harus lihat papua sebagai wilayah yang memiliki hak yang sama seperti pulau-pulau lainnya, namun menyedihkan apabila melihat fakta yang terjadi terhadap masyarakat Papua yang dibiarkan menderita di tengah sumber daya alam papua yang memperkaya orang-orang di luar papua.

Ketidakadilan yang dialami oleh Papua direspon dengan pemberontakan oleh banyak masyarakat Papua, bahkan Pemerintah Indonesia hanya mampu menjawab persoalan tersebut dengan militerisasi yang kita pahami bersama dampaknya adalah tingkat kekerasan yang terus menerus meningkat. Seolah-olah menjawab permasalahan Gajah marah dengan cara membunuhnya, atau kita bayangkan HP Cina kita dulu apabila tidak berfungsi dengan baik sering kita benturkan ke tangan atau benda sekitar dengan harapan membaik. Inilah bahaya Logika Mistika yang disampaikan Datuk Tan Malaka. Selanjutnya Aceh juga memiliki sejarah pemberontakan yang cukup lama dan memakan korban ribuan jiwa tidak tentu angkanya. Masyarakat Aceh merespon ketidakadilan dengan menyatakan kemerdekaan juga, karena anggapan pembangunan hanya berfokus di pulau Jawa.

Perundingan dilakukan antara perwakilan pemerintah Indonesia dengan perwakilan masyarakat perjuangan Aceh merdeka. Perundingan berhasil dan hingga kini Aceh menjadi bagian dari Indonesia dan gerakan pemberontakan redam. Pembangunan di Indonesia masih sangat sentralistik, apabila kita melihat hal sederhana sinyal HP dan Sinyal Internet di Pulau Jawa dengan pulau yang sudah cukup maju seperti Sumatera atau Sulawesi amat begitu menyedihkan. Jeka Saragih menceritakan apabila pulang Kampung ke Simalungun Sumatera Utara harus memanjat pohon agar dapat sinyal, bahkan dirinya terancam tidak berangkat ke UFC karena masalah sinyal Internet. Selanjutnya transportasi, di Pulau Jawa tidak ada daerah yang ditempuh dengan waktu berhari-hari bahkan Banten Surabaya sekarang hanya ditempuh dengan 10-12 jam saja dengan jarak 871 KM menggunakan jalan TOL, ada juga pilihan Kereta Api dan Pesawat setiap saat.  Mari kita bandingkan dengan Aceh menuju Medan yang hanya 431 KM dan harus ditempuh dengan waktu 10-12 Jam menggunakan mobil dan tersedia pesawat hanya beberapa dalam satu hari dan Kereta Api tersedia.

Perbedaan fasilitas yang tersedia dalam bidang transportasi sangat berperan penting dalam perkembangan kemajuan suatu komunitas sosial masyarakat. Mungkin kita masih lekat ingatan mengenai pembangunan kereta api cepat Bandung-Jakarta, proyek tersebut dibangun dengan biaya 108 Triliun Rupiah, apabila dana tersebut digunakan membangun dan memenuhi hak masyarakat pedalaman mungkin lebih dari cukup mereka dapatkan. Akan tetapi Pemerintah Indonesia meyakini bahwa membangun Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta adalah prestasi gemilang yang akan membuat negara lain iri dan membuat Indonesia maju. Menurut saya pembangunan proyek busuk tersebut hanya akan dicaci maki anak cucu Indonesia sepanjang sejarah negara ini berdiri. Karena dikala teknologi transportasi yang begitu hebat, banyak anak pelosok Indonesia berangkat ke sekolah dengan bertaruh nyawa dan melangkah menapaki jalan gunung berjam-jam lamanya hanya untuk tiba di Sekolah.

 Dalam bidang Pendidikan adalah poin yang sangat saya resahkan antar daerah di Indonesia, kesenjangan antar siswa di Indonesia sangat terasa tapi disatu sisi mereka harus berkompetisi dengan modal yang sudah diskriminatif sejak awal. Seorang siswa dari Toba Sumatera Utara dipaksa berkompetisi dengan siswa dari Jakarta untuk masa depan, Siswa dan siswi yang berada di daerah kebanyakan memiliki permasalahan kualitas SDM Pengajar dan fasilitas sekolah. Di Jakarta Tenaga Pengajar memberikan banyak variasi metode pengajaran sehingga membantu siswa-siswi yang sedang belajar untuk memahami suatu bidang pelajaran. Sedangkan di Toba Sumatera Utara metode yang dilakukan oleh tenaga Pengajar sangat monoton yaitu dengan kekerasan dan intimidasi. Namun, ada juga beberapa siswa atau segelintir yang mampu berkopetisi dengan siswa dari Jakarta, namun dominan siswa lainnya tidak mampu mengikuti pembelajaran. Kemudian swastanisasi sekolah di Indonesia juga menambah kesenjangan antar siswa, kita ambil contoh SD BPK Penabur apabila diperbandingkan dengan SD Haunatas I di pelosok Toba Sumatera Utara sana sangat lah menyedihkan. SD BPK Penabur di Jakarta sehari-hari sudah menggunakan teknologi dalam kegiatan belajar dan menggunakan Bahasa asing juga. Di SD Haunatas I Toba bahkan Bahasa Inggris kursi dan pintu kadang tertukar bahkan kapur tulis juga sering habis karena dana BOS belum tiba.

Tapi siswa siswa SD Haunatas I Toba secara tidak langsung dituntut lawan SD BPK Penabur di Jakarta karena adanya standarisasi Nasional. Sebenarnya menurut saya yang harusnya di standarisasi itu adalah tenaga pengajar, Fasilitas sekolah, kurikulum, dan gaji pengajarnya. Bagaimana mungkin ada kompetisi yang sejak awal mereka tidak memiliki hal yang sama. Olahraga tinju berbasis berat badan karena secara berat badan menentukan kekuatan pukulan, bahkan tidak dapat dilangsungkan pertandingan apabila ada yang tidak memenuhi berat badan yangs sudah ditentukan. Pendidikan di Indonesia bagi saya sangat menyedihkan, di NTT guru Honorer dibayar hanya mungkin 100 rb rupiah perbulan, gaji kuli kasar saja 100rb rupiah per hari. Jadi apa yang kita harapkan dari guru-guru yang hanya dibayar 100 rb perbulan, orang tua siswanya juga mungkin tidak kalah susah secara ekonomi dibandingkan Guru-gurunya. Apabila kita lihat di Jakarta guru adalah salah satu profesi yang menjanjikan apalagi Guru Pegawai Negeri Sipil, mungkin Guru PNS di Jakarta dapat dikategorikan kaya.

 Bagi saya ini kejahatan yang sudah tersistematis, apabila melihat realitas tersebut bahwa pemerintah Indonesia selama negara ini berdiri hanya membantu masyarakat yang hidup di Pulau Jawa saja. Sehingga seluruh masyarakat diluar pulau Jawa berbondong-bondong datang ke Pulau Jawa untuk dapat meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu di Pulau jawa dihuni kurang lebih 40% masyarakat Indonesia atau hampir setengah dari jumlah masyarakat Indonesia hari ini. Pulau jawa menawarkan banyak hal Pendidikan terbaik di Indonesia berada di Pulau Jawa mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan tinggi terbaik. Selanjutnya Rumah sakit atau fasilitas kesehatan terbaik di Indonesia berada di Pulau Jawa mulai dari Puskesmas hingga Rumah sakit khusus ada di Pulau Jawa.

Perusahaan Non Tambang terbesar dengan menawarkan Gaji besar juga berada di Pulau jawa, produksi kebutuhan masyarakat terbesar juga berada di Pulau Jawa. Dan yang paling menyedihkan ada anggapan bahwa pemimpin Indonesia secara tidak tertulis harus berasal dari Pulau Jawa. Saya paham bahwa siapapun boleh mencalonkan diri menjadi Pemimpin atau Presiden Indonesia, akan tetapi Demokrasi Kontestasi Indonesia cenderung berorientasi mayoritarian individu. Sehingga karena Individu yang mayoritas adalah Suku Jawa maka hanya suku Jawa yang layak bertarung dengan suku jawa lainnya. Itulah realitas politik Indonesia saat ini, jadi jangan berkecil hati kalau bukan orang jawa mimpi anda jadi presiden tetap bisa akan tetapi keinginan yang kuat memerdekakan wilayah sendiri haruslah besar seperti Timor Leste.

Saya hanya ingin menguraikan situasi ketidakadilan di Indonesia secara mendasar, dasar argumentasi saya adalah UUD yang menyatakan semua rakyat memiliki hak yang sama dan negara wajib memenuhinya melalui pemerintahan yang ada. Akan tetapi hak orang-orang di Pulau Jawa adalah prioritas utama sehingga masyarakat yang tidak tinggal di Pulau Jawa mungkin harus sabar menunggu. Mungkin kita menunggu wilayah kita merdeka menjadi negara sendiri agar hak-hak kita sebagai manusia dapat dipenuhi karena mengharapkan Pemerintah Indonesia seperti mencari ketiak ular saja, sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi. Saya tidak membenci Indonesia saya hanya ingin kita mendapat hal yang sama dan kehidupan yang sama dengan masyarakat lainnya, karena menggelikan melihat banjir di Pulau Jawa ratusan Millyar bahkan triliunan digelontorkan untuk pemulihan sedangkan bencana di daerah luar pulau Jawa hanya mendapat doa menguatkan korban saja.

Pada akhirnya saya ingin menyampaikan apabila seluruh daerah Indonesia memberikan kontribusi untuk Pemerintahan Indonesia baik uang maupun komoditas tambang, maka saya menuntut adanya komitmen yang pasti mengenai pembangunan bagi seluruh wilayah Indonesia. Karena selama ini Pemerintah Indonesia sama saja dengan Kerajaan Belanda ketika menjajah Indonesia, merampas kekayaan tanah dan air akan tetapi tidak memberikan kontribusi apapun bagi pemilik tanah dan air, lebih condong seperti perampokan oleh para penjahat. Dan bahkan pemilik tanah dan air sering diusir dan dihukum oleh pemerintah Indonesia karena ingin mempertahankan hak dan miliknya. Tulisan ini sebagai peringatan bagi Pemerintahan Indonesia yang terus menerus menjajah masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di luar Pulau Jawa, jangan kita menunggu respon masyarakat angkat senjata untuk memerdekakan diri, mari kita antisipasi itu dengan memberikan hak-hak masyarakat secara mendasar. Hak mendasar seperti Pendidikan yang setara kualitasnya seluruh Indonesia, Kesehatan yang layak seluruh Indonesia, Pekerjaan yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia, Akses informasi bagi seluruh Indonesia.

Kita layak mengunggat Negara Indonesia saat ini, apabila komitmen kita sudah tidak ada untuk seluruh masyarakat, mari kita pikirkan nasib kita masing-masing saja. Karena lebih baik mati karena membela hak kita masing-masing daripada menunggu ribuan tahun yang tidak tahu kapan kita akan mendapat hak yang sama. Karena Indonesia pada awalnya berjuang bersama untuk kemerdekaan namun, saat ini kenapa Indonesia tidak untuk bersama? Nenek moyang kita sama-sama angkat senjata melawan imperialisme dan kolonialisme, akan tetapi praktek itu hidup lagi dan kita dipaksa diam dan menerima penjajahan dengan dalih mencintai Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun