Hallo, perkenalkan nama saya Timotius Hibran Adi Wibawanta, biasanya dipanggil Hibran. Saat ini saya bersekolah di SMA Seminari Mertoyudan Magelang menempati kelas persiapan pertama (KPP). Saya mulai masuk ke seminari sejak tanggal 21, Juli 2024 untuk memulai tahun ajaran baru dengan diatar oleh keluarga saya.Â
Pada hari pertama di seminari, saya merasa sedih dan khawatir karena saya yang menyadari bahwa mulai hari itu saya akan berpisah dengan keluarga saya. Saya pada hari-hari pertama di seminari seringkali mengeluh dan merasa tidak nyaman karena rasa rindu akan keluarga yang masih melekat dalam hati saya dan juga saya yang masih belum mendapatkan teman sehingga tidak ada seorang pun yang dapat saya ajak untuk berbicara.Â
 Kegiatan yang saya jalani di seminari ini pada awalnya terasa cukup sulit untuk saya jalani karena kami siswa-siswa seminari yang dituntut untuk dapat hidup mandiri dan juga bekerja keras supaya dapat mengikuti kegiatan di seminari. Kami para Seminaris setiap hari dihadapkan dengan kegiatan yang monoton dan juga cukup ketat dengan jadwal yang sudah ditentukan dari pihak seminari sendiri sehingga kami tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal. Akan tetapi lama-kelamaan dengan jadwal yang ditentukan tersebut mampu membuat kami para Seminaris menjadi pribadi yang disiplin dan tertib dalam memanfaatkan waktu yang tersedia.Â
Selain itu kegiatan-kegiatan yang sudah terjadwal itu juga membuat kami para Seminaris menjadi hafal dengan kebiasaan yang ada di seminari dan juga membantu kami dalam proses untuk dapat nyaman berada di seminari. Saya sendiri dengan mengikuti kegiatan yang ada di seminari selama ini mampu berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan disiplin sehingga membuat saya menjadi sangat kerasan tinggal di seminari ini dan juga menghilangkan rasa sedih yang ada dalam hati saya setlah ditinggal oleh orang tua.
 Puncak dari rasa kerasan saya selama di seminari ini terjadi saat berlangsungnya acara HOT yang diadakan setelah saya dan teman-teman angkatan saya telah 42 hari tinggal di seminari. Disana saya berkesempatan untuk bertemu dengan orang tua saya yang sangat saya rindukan. Pertemuan itu membuat saya semakin teguh untuk menjalani proses pembelajaran di seminari ini karena saat pertemuan itu saya melihat wajah yang penuh harapan dan kegembiraan dari orang tua saya. Maka dari itu saya berkeyakinan kuat untuk dapat menjadi seorang Imam demi dapat melayani Tuhan dan sesama di sekitar saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H