Mohon tunggu...
Timotius Cong
Timotius Cong Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Penginjil

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Depresi BISA Di Sembuhkan

10 Juni 2020   16:21 Diperbarui: 18 Juni 2020   17:48 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Pixabay.com

Dari situ saya belajar, jika tidak ada kata-kata yang bisa kita ucapkan, lebih baik diam, mendengar dan menemani mereka. Setelah saya praktekkan, istri saya semakin baik dan sembuh dari sesak nafasnya tanpa membutuhkan obat lagi.

3. Instrospeksi diri, Jangan sampai secara tidak sadar, kita menjadi penyebab Depresi orang yang kita kasihi

Mungkin ada orang dekat kita yang sedang mengalami depresi. Selain kita mencari penyebab dari hal-hal lain. Coba instrospeksi diri. Jangan-Jangan kita sendiri yang menjadi penyebab mereka depresi. 

Jika kita yang menjadi penyebab mereka depresi, selain kita berubah, tidak ada cara lain lagi untuk membantu mereka sembuh dari depresi. 

Ada beberapa pengalaman mirip yang juga dialami teman saya.

Ada seorang teman yang suaminya depresi bahkan harus masuk Rumah Sakit Jiwa. Saya bertanya pada suaminya, "Mengapa anda mengalami depresi? Dia jujur menjawab, "Karena istrinya selama puluhan tahun menghina profesinya sebagai pelukis yang dianggap tidak bisa maju dan berkembang." Lama-lama dia merasa tidak berguna dan akhirnya depresi.  

Lalu saya tanya istrinya, "Mengapa anda menghina suami anda?" Istrinya menjawab bahwa, dia tidak bermaksud menghina suaminya karena menjadi pelukis. 

Semua yang dia ucapkan hanya bertujuan agar suaminya terdorong untuk lebih maju lagi. Akan tetapi, karena kata-kata yang digunakan seperti, "kamu tidak berguna, tidak bisa maju, makanya kamu harus belajar terus supaya maju." Suaminya bukan terdorong untuk maju, malahan merasa terhina dan direndahkan. Dia juga menyesal pernah mengucapkan kata-kata tersebut. 

Lalu ada lagi satu teman sekampung yang istrinya depresi dan sempat dinyatakan sakit jiwa. Istrinya bercerita bahwa dia stres, dan hidup dalam ketakutan karena seringkali suaminya memukul dan membentak dia. Sampai akhirnya dia tidak tahan lagi dan menjadi Depresi bahkan mengalami gangguan jiwa. 

Saat bertanya pada suaminya, "Mengapa anda melakukan hal itu pada istri anda?" Suaminya berkata, dia tidak bermaksud memukul istrinya. Memang dia marah-marah tetapi hanya ingin memberitahu istrinya agar jangan menganggu dia karena sedang stres oleh pekerjaan. Tetapi karena disampaikan dengan cara marah-marah. 

Tentu istrinya tidak bisa mengerti perasaannya. Maka istrinya tersingung dan merasa tidak dihargai. Merasa pulang-pulang kok marah-marah. Akhirnya, istrinya juga membalas kemarahan suaminya dengan marah-marah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun