Tuhan sangat adil, berapa besar sukacita kita tidak terpisah dari berapa dalam penderitaan kita. semakin kita pernah mengalami kesedihan yang dalam semakin besar sukacita yang akan kita dapatkan. Jika saat ini, kita mengalami kesedihan yang dalam, berarti nanti semakin besar sukacita yang akan kita peroleh. Makanya Pemazmur berkata: "Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami. Seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka (Mazmur 90:15)."
Kita semua mengalami dampak dari Pandemi ini. Tentu tingkat kesedihan kita berbeda. Ada yang sangat sedih karena usahanya bangkrut. Yang lain lagi, sangat sedih karena di PHK. Bahkan ada yang sangat sedih karena tidak ada uang untuk membeli kebutuhan.
Saudaraku, percayalah kesedihan dalam yang kita alami saat ini, adalah jalan yang Tuhan pakai agar nanti kita bisa menikmati sukacita besar. Jadi lihatlah, kesedihan yang kita alami sebagai hak istimewa yang Tuhan berikan kepada kita untuk menikmati sukacita besar yang akan Tuhan sediakan bagi kita. Jadi tetap kuat, jaga kesehatan dan beriman teguh.
3. Di dalam Kesedihan yang Kita Alami, Lihatlah Kelancaran Saudara Seiman Kita yang lain Sebagai Kelancaran kita, sebab Kita dan Mereka Adalah  Bagian dari Tubuh Kristus. Sikap tersebut akan menghasilkan Sukacita Bagi Kita.
Inilah yang Paulus ajarkan: "sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna (2 Kor. 13:9)."Mengapa Paulus tetap bersukacita sekalipun dia lemah, orang lain kuat? Karena dia melihat jemaat Korintus sama-sama tubuh Kristus. Sehingga saat mereka kuat, dia merasa kuat sekalipun dia lemah, "Jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (1 Korintus 12:26)."
Inilah yang bisa kita lakukan? Mungkin saat ini anda lagi sedih oleh krisis ekonomi yang anda alami, mungkin anda sedang sakit. Bagaimana agar anda tetap bisa bersukacita? Anda bisa berkata seperti Paulus, "Tidak apa-apa saya sakit yang penting bukan kalian," "Tidak apa-apa saya yang krisis ekonomi yang penting bukan kalian." Agar kalian semakin sempurna dalam iman kepada Kristus."
Salam
Ev. Timotius Cong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H