Mohon tunggu...
Timothy Ethelbert
Timothy Ethelbert Mohon Tunggu... Wiraswasta - A Passionate Human Resource Specialist in Training, Development and Recruitment

* Born in Jakarta, 30 September 1994 * Certified Public Speaker (CPS) by OHR * Certified Trainer (CT) by OHR * Associate Trainer of Motivator Academy

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bagaimana Saya Menyenangkan Lawan Bicara dan Bukan "Menjilat"

22 Januari 2017   19:20 Diperbarui: 25 Januari 2017   00:25 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup dan mati dikuasai lidah. Siapa sering menggemakannya akan menanggung akibatnya". Saya diingatkan akan suatu pernyataan yang luar biasa mengenai bagaimana anda dan saya berbicara. Apa yang anda ucapkan harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Mulut anda dan saya memiliki otoritas yang luar biasa dalam menentukan kehidupan anda dan saya. Apa yang diucapkan pasti akan kembali dipertanyakan kepada anda. Perkataan negatif ibarat seperti seseorang yang menabur benih yang buruk di tanah dan akhirnya bertumbuh menjadi pohon yang buruk. Sebaliknya perkataan yang positif ibarat seperti seseorang yang menabur benih yang baik di tanah dan akhirnya bertumbuh menjadi pohon yang baik dan sempurna.

Kita semua pasti sudah mengerti bahwa perkataan positiflah yang harus keluar dari mulut anda dan saya. Namun sering kali hati dan mulut kita selalu ada pertentangan. Semisalnya saat dimana kita tetap harus berkata baik terhadap seseorang yang kita tidak sukai. Bisa juga saat kita diharuskan untuk memuji sesuatu yang menurut pandangan kita adalah sesuatu yang buruk. Secara hati, penyangkalan pun pasti akan terjadi sehingga saat anda mencoba untuk memuji sesuatu yang anda kurang sukai membuat raut muka anda dan saya menjadi kurang sedap di pandang.

Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, kita harus dapat berteman dengan banyak orang. Dalam menjalin pertemanan baru sering kali kita dihadapkan dalam persoalan dimana anda dan saya harus mengatakan hal yang baik atas sesuatu yang kurang disukai baik di kantor, sekolah, kampus, rumah dll. Mengapa? Untuk berteman dengan orang tersebut kita tidak boleh melukai hati nya namun kita harus bisa menyenangkan orang tersebut. Menyenangkan sangat berbeda dengan men"jilat". Seringkali apa yang keluar dari mulut merupakan luapan perasaan kita. Namun seorang yang dewasa adalah seorang yang mampu mengendalikan lidahnya dan tahu bagaimana harus merespon dan memposisikan dirinya dalam berbagai situasi. Bagaimana caranya agar anda dan saya dapat memposisikan diri dalam berbagai situasi melalui mulut untuk menyenangkan dan bukan untuk men"jilat"?

  1. Belajarlah untuk tetap tersenyum dalam segala kondisi  -  Senyum adalah salah satu cara paling efektif untuk memulai suatu pertemanan dan membuat anda cepat diterima di lingkungan tersebut. Senyum bisa dikatakan salah satu "senjata" paling ampuh yang bisa digunakan dalam segala situasi. Apabila anda menonton acara ajang pencarian bakat, maka tak ada satupun yang tidak tersenyum. Sebab dengan anda tersenyum maka anda memancarakan sesuatu yang positif dari dalam diri anda dan menariknya senyuman anda mampu mengubah situasi yang buruk menjadi baik dalam beberapa kasus.
  2. Berbicaralah fakta dan kurangi opini  -  Apabila anda mendapat kesempatan untuk memulai  pembicaraan atau membalas suatu percakapan, usahakanlah agar yang keluar dari mulut anda adalah suatu fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Opini dapat anda ucapkan apabila anda ditanya pendapatnya oleh lawan bicara anda. Opini belum tentu benar sedangkan fakta sudah terbukti kebenarannya. Apabila anda dalam situasi harus memuji sesuatu yang anda kurang sukai, daripada anda berbohong alangkah baiknya anda merespon dengan tertawa wajar atau senyum saja. Hindari beropini yang tidak faktual dan berbicara fakta yang sangat menyakitkan lawan bicara anda.
  3. Terus merendah dalam setiap ucapan anda apapun yang terjadi  -  Seorang yang rendah hati pasti memiliki banyak teman. Sekalipun anda dihujani banyak pujian karena mungkin jasa dan tindakan anda, apapun yang terjadi tetaplah merendah dan jangan pernah terpikirkan untuk sombong. Tetaplah mengucapkan kata-kata merendah seperti,"Saya masih harus banyak belajar dari anda sekalian.. Saya bukanlah siapa-siapa dan keberhasilan yang diraih karena usaha bersama.. Saya hanya beruntung.. Semua hanya karena anugerah Tuhan.. dll". Perbanyaklah kata-kata seperti ini dalam bergaul dengan siapapun.

Menyenangkan lawan bicara kita sangatlah berbeda dengan men"jilat". Apabila tindakan anda salah sedikit saja dalam menyenagkan lawan bicara anda maka besar kemungkinan lingkungan anda akan menganggap anda seorang penjilat. Oleh sebab itu mari lakukan ke tiga hal di atas dengan sebaik mungkin.

Terima Kasih

Salam Sukses

Timothy Ethelbert

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun