Merasa familiar dengan iklan ini?
Percaya atau tidak, iklan Antangin JRG ini dikeluarkan saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998. Pada saat itu, Managing Director PT Deltomed Laboratories, Mulyo Rahardjo, mengaku melakukan pertaruhan besar ketika memutuskan membuat iklan Antangin pada masa krisis finansial Asia sekitar 1998.Â
Dengan menunjuk (Alm) Basuki sebagi Brand Ambassador, Antangin hadir dengan tagline-nya "Wes ewes-ewes, bablas angine". Ditambah lagi, Antangin melawan arus pasar jamu Indoneisa pada saat itu, rata-rata jamu di Indonesia masih dalam bentuk bubuk, sedangkan Antangin kala itu hadir dalam bentuk tablet. Lalu, apa dampak dari pertaruhan besar ini?
'Saat itu kami beriklan sendirian di tengah jalan yang sepi. Beruntung, sosok Basuki yang sering muncul di televisi membuat masyarakat cepat hafal pada iklan dengan gaya dan ciri Basuki. Kala itu, belum ada jamu tradisional berbentuk tablet seperti kami; rata-rata bubuk.
Sampai akhirnya penjualan produk kami melonjak tajam. Branding produk amat sukses, orang pun lebih kenal Antangin ketimbang Deltomed'. --
Mulyo Raharjo, CEO PT Deltomed Laboratories
Cerita tentang keberhasilan Antangin ini mungkin sudah menjadi cerita lama, terutama di kalangan para pebisnis. Namun pertanyaannya, apa sebenarnya yang membuat Antangin begitu berhasil? Ada banyak faktor yang membuat Antangin berhasil pada saat itu, sampai sekarang. Namun faktor yang ingin saya bahas pada artikel ini adalah, bagaimana komunikasi bisnis yang baik dalam sebuah iklan, sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pemasaran suatu produk.
Pada kala itu, orang lebih tahu Antangin daripada Deltomed, semua karena slogan "Wes ewes-ewes, bablas angine", dan Alm. Basuki. Masyarakat mengenal produk Antangin dengan cepat, sehingga produk Antangin bisa laku keras di pasaran. Ini secara tidak langsung membuktikan bahwa Antangin telah berhasil menerapkan komunikasi bisnis yang baik, dengan iklan itu sebagai medianya.
Kenapa demikian? Karena menurut Katz, komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi, konsep, ide, atau pesan yang memiliki kaitan dengan suatu tindakan yang memiliki tujuan komersial.Â
Jika kita melihat pengertian komunikasi bisnis ini dalam iklan Antangin, kita akan lihat bahwa pesan yang disampaikan, singkat, pada, jelas, namun membekas bagi orang yang melihat atau mendengarkannya.Iklan ini memberikan sugesti kepada masyarakat, dan membuat masyarakat selalu ingat dengan produk jamu Antangin saja, dan lupa dengan produk jamu lain.
Oleh karena itu, pada akhir 90'an sampai awal tahun 2000, kita sering melihat ibu-ibu yang datang ke toko atau warung dan membeli jamu, lebih ingat dengan Alm. Basuki atau tagline produk Antangin, dibanding produk Antangin itu sendiri.Â
Mereka datang lalu bertanya kepada pemilik toko: "Bang, ada jamu ga?" Disaat penjual bertanya mau jamu yang mana, mereka sering tidak menyebut Antangin, tapi menyebut-nyebut nama Alm. Basuki, atau menirukan tagline produk Antangin seperti di iklan. Selain itu, produk Antangin juga dikemas dengan konsep yang menarik, karena seperti yang kita tahu, bahwa Alm. Basuki adalah salah satu pelawak terbaik Indonesia pada eranya.Â
Keputusan Deltomed untuk menjadikan Alm. Basuki sebagai bintang iklan Antangin di masa itu, adalah keutusan yang sangat cerdas, karena Alm. Basuki dapat membuat iklan yang sebenarnya simple, menjadi terlihat menarik. Mencapai tujuan komersial? Anda sudah tahu jawabannya.
Oleh karena itu, komunikasi bisnis sangatlah penting untuk menjadi bahan pembelajaran bagi para pebisnis dan pengusaha. Di zaman sekarang, hampir semua iklan disesaki dengan slogan-slogan yang menarik dan brand ambassador yang terkenal.Â
Hanya orang-orang yang memiliki skill komunikasi bisnis yang baik, yang memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan hati masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H