Jika memang kita membahas Pilpres 2024 di tahun 2020 ini rasanya tidak pantas atau sebenarnya bisa masih terlalu dini. Namun mengingat begitu antusiasnya Lembaga-lembaga survey melakukan research-nya selama beberapa bulan terkakhir ini, maka tidak salah kita mencoba ikut meningkatkan antusiasme kita juga.
Sejak pilpres yang dilakukan 17 April 2019 lalu, seolah-olah kita seperti sudah tidak merasakan euphoria dari Presiden Jokowi sekarang. Mungkin karena secara konstitusi untuk membahas Jokowi di perhelatan Pemilu sudah berakhir, sehingga acap kali orang-orang sudah mulai membahas kandidat  untuk di 2024. Sebut saja Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Prabowo Subianto dan nama-nama lain.
Jika merujuk survey Indikator Politik yang dilakukan pertengahann Mei lalu,
Hasilnya, Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tertinggi dengan 14,1 persen. Diikuti Ganjar Pranowo 11,8 persen dan Anies Baswedan 10,4 persen.
Posisi keempat dan seterusnya ada Ridwan Kamil dengan 7,7 persen, Sandiaga Uno 6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8 persen, Mahfud MD 3,3 persen, Gatot Nurmantyo 1,7 persen, Erick Thohir 1,6 persen, serta Puan Maharani 0,8 persen. Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode kontak via telepon. Margin of error kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (CNNIndonesia.com)
Survey Indikator Politik yang di lakukan selama tanggal 16-18 Mei 2020 di paparkan Burhanuddin Muhtadi, penangan pandemic COVID-19 bisa dijadikan salah satu kategori untuk mendulang elektoral dari Kepala daerah dalam survey ini. Hasil survey ini menyatakan Ganjar Pranowo berada di posisi kedua setelah Prabowo Subianto dengan kemungkinan peluang elektabiltas Ganjar semakin naik masih terbuka.
Di tengah Pandemik ini, beberapa kepala daerah memang harus di tuntut bekerja keras, namun beberapa kepala daerah yang menunjukkan hasrat di 2024 juga seakan mendapat perhatian khusus dari masyarakat Indonesia sendiri, terbukti dari hasil-hasil survey yang coba di paparkan tadi. Ya kompetisi 2024 sudah dimulai dari sekarang.
Namun dimanakah nama Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Bambang Soesatyo mungkin nama ini bisa dijadikan rujukan sebagai "Politikus Nasional" tadi. Mengapa begitu? Nama-nama tersebut adalahh orang-orang yang punya pengaruh di tingkat Nasional, bukan hanya regional bahkan mendapuk tanggung jawab yang besar.
- Puan Maharani Ketua DPR RI 2019-2024 ini merupakan orang yang sudah sewajarnya layak diperhitungkan untuk pilpres 2024. Pimpinan Legislatif ini memiliki modal yang setidaknya belum di miliki nama-nama seperti Ganjar, Anies, atau RK. Sebagai polikus senior PDIP nama Puan Maharani sudah menjadi ikon PDIP di bandingkan Ganjar sendiri yang merupakan kader PDIP juga. Â Dari pengalaman nya sebagai Menko PMK di periode pertama Jokowi, Â politikus perempuan ini layak untuk kita ikuti perkembangannya. Namun dalam sejarah pemilu langsung Indonesia. Partai penguasa belum bisa melanjutkan legacy. Apakah PDIP akan mengedapankan Puan Maharani? Melihat ketua DPR sebagai jabatan yang terkadang kebijakannya tidak terdampak langsung terhadap masyrakat, berbeda dengan Gubernur yang punya kuasa untuk itu. Kebijakan-kebijakan ketua DPR juga terkadang tidak popular di dengar masyarakat.
- Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian Jokowi periode kedua ini memang namanya tidak dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Ketum Golkar juga memiliki modal, sebagai runner up di Pileg 2019 kemarin, Airlangga juga bisa saja di dorong untuk ikut perhelatan 2024. Di mana suara-suara kader Golkar mengingkan dia ikut. Namun mantan Menteri Perindustrian Jokowi periode pertama ini juga jarang sekali mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat, berada dalam satu tim dengan Puan Maharani di Kabinet Indonesia Hebat, Airlangga bukan lah sosok menteri yang terkenal seperti pak Basuki Hadimuljono Menteri PUPR,  ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan , atau bahkan ibu Susi Pudjiastuti Menteri KKP.
- Mahfud MD, Menko Politik Hukum dan Keamanan Kabinet Indonesia Maju ini merupakan sosok yang sudah wajar untuk diperhitungkan. Kita tahu rumor yang beredar, pak Mahfud tidak jadi menjadi calon wakil Presiden nya Jokowi pada Pilpres kemarin. Dari perspektif ini, sebenarnya Jokowi seakan menitipkan pesan bahwa Mahfud merupakan orang yang layak untuk mendampingi beliau, atau bahkan bisa menjadi The Next President , namun percaturan politik 2019 berubah dan Jokowi akhirnya memilih KMA sebagai wapres dan Mahfud hanya di hadiahi sebagai Menko sekarang. Di kabinet sekarang, beliau bahkan di dapuk sebagai Menko yang membawahi dua Jendral, setidaknya ada Tito dan Prabowo. Namun Mahfud juga tidak sepopuler Erick Thohir, Luhut Binsar, dan bahkan mantan competitor Jokowi di Pilpres kemarin, yakni Prabowo Subianto. Mahfud juga bukan orang partai, karena sejak menjabat sebagai ketua MK, Mahfud sudah lama tidak berurusan dengan parpol. Namun duet Prabowo-Mahfud bisa saja terjadi di 2024.
- Bambang Soesatyo. Ketua MPR RI 2019-2024 ini merupakan politikus senior Golkar yang kemarin sempat mencalonkan sebagai Ketum dalam munas Golkar kemarin. Namun sepertinya  masih kalah pamor dengan Airlangga. Mungkin merupakan bagian dari deal-dealan Airlangga dan Bamsoet. Bamsoet yang sudah didapuk menjadi Ketua MPR terlebih dahulu akhirnya memilih mengalah. Namun melihat posisi sekarang, tidak salah Bamsoet memiliki hasrat untuk maju di 2024. Tapi seperti yang kita tahu, tidak jauh beda dengan Puan Maharani, Ketua MPR belum mempunyai kebijakan-kebijakan populer yang dapat diingat masyarakat.