Mohon tunggu...
Timora Sinaga
Timora Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - Realistis

Merdeka dalam berpikir, bijaksana dalam bertindak. Masih sedikit bacaanya, masih sering salah diksinya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Sekarang Seharusnya Kita Masih Takut dengan Covid-19?

28 Juni 2020   17:46 Diperbarui: 29 Juni 2020   01:38 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : tribun.palu.com

Sejak adanya kasus Coronavirus (COVID19) di Indonesia, memang banyak perubahan yang terjadi kepada kita sebagai manusia yang menjalin rutinitas kebiasaan sehari-hari. 

Bagaimana tidak? Dengan belum ditemukannya vaksin untuk penyakit ini maka yang bisa dilakukan oleh hanya pembatasan-pembatan sosial yang memang pada biasa sangat disukai kita sebagai manusia.

Jika kita flashback sedikit ke belakang sejak ada dua kasus positif COVID19 bulan Maret lalu hingga sekarang, banyak kebiasaan-kebiasaan lama yang kita tinggalkan. 

Semisal shopping di mall, nonton film di bioskop, nongkrong di cafe, bahkan ketika memasuki bulan ramadhan kemarin yang biasa banyak tempat-tempat makan yang akan di booking untuk buka bersama pun sudah tidak bisa temui lagi. 

Artinya sudah banyak hal-hal sudah kita lewati tanpa menjalani kebiasaan keseharian kita. Bahkan beberapa ritual keagamaan pun sudah kita lakukan bukan seperti sedia kala.

Namun di tengah segala kebiasaan baru ini, yang sekarang diadaptasi sebagai New Normal banyak pula kebiasaan-kebiasaan buruk yang mulai kita tinggalkan. Mungkin yang paling sederhana tentang masalah kebersihan dan higienitas makanan kita. 

Di tengah keadaptasian New Normal kita ke mana-mana dituntut untuk selalu mengikuti protokol kesehatan yang selalu wajib dilakukan, cuci tangan dan menggunakan masker. Ini lah salah satu kebiasaan yang mungkin kebanyakan orang dulu tidak melakukan nya dengan benar. 

Kita tahu, tangan adalah organ tubuh yang selalu kita pakai dihampir setiap perkerjaan dan sering sekali bersentuhan dengan objek lain. Contohnya saja ketika sedang menulis artikel ini, sudah begitu sentuhan yang terjadi antara tangan dan keyboard untuk mengetik.

Seiring berjalan nya waktu, hari demi hari dengan banyak pemberitaan di media massa, elektronik, TV, dll. Ketakutan ini perlahan terkikis dan orang-orang di sekitar sudah berani menjalankan aktivitasnya kembali. 

Bahkan dengan menyebarnya berita-berita positif, serta angka kesembuhan yang meningkat, menjadi faktor pendukung untuk menghilangkan rasa takut. 

Dengan adanya pergesaran dan arah kebijakan Pemerintah untuk memulihkan ekonomi Indonesia, maka perlahan-perlahan kita juga sudah berani kembali untuk bergerak. Memang benar, psikologisnya manusia ingin bergerak dan sebenarnya tidak tahan berlama-lama berdiam diri.

Mungkin jika judul dari tajuk ini ditanyakan kepada tiap-tiap orang, mungkin jawabannya berbeda. Mungkin ada beberapa yang jawab masih takut, mungkin ada yang mejawab sudah tidak takut lagi, bahkan mungkin ada yang menjawab bodo amat deh . Ya manusia dengan segala kompleksitas kadang tidak bisa kita mengerti bagaimana perasaan dan pikiran mereka untuk menanggapi situasi ini.

Per hari ini, Minggu 28 Juni 2020. Angka kematian yang di akibitkan oleh virus COVID19 ini 54.010 dengan angka kematian 2.754  Dan jika kita bandingkan dengan data yang ada di seluruh dunia 9.939.813 dengan angka kematian 497.442. 

Kita kembali dihadapkan pada kenyataan yang bisa memberikan sedikit toleransi. Bahkan ada beberapa orang yang menyimpulkan bahwa masih ada penyakit lain yang merenggut nyawa lebih banyak dari COVID ini sendiri. 

Memang ada benarnya, di Indonesia masih ada beberapa penyakit yang angka kematiannya juga tinggi seperti, TBC, DBD, penyakit Jantung, dlsb. Kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan yang kadang mungkin ada benarnya juga. Di satu sisi Herd Immunity menjadi andalan untuk menekan angka korban.

Source : Facebook BNPB Indonesia
Source : Facebook BNPB Indonesia
Namun jika pertanyaan ini muncul pada saya, maka saya akan menjawab kewaspadaanlah yang dibutuhkan. Dengan berwaspada kita harus tetap menjaga sikap dan perilaku yang baru ini untuk menjaga kesehatan kita, dan orang di sekitar. Dan sudah seharusnya kita tidak menyepelakan segala anjuran dan sering memfilter informasi agar kita menemukan langkah-langkah yang tidak salah.

*****

Salam Sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun