INFRASTUKTUR KOTA TEBING TINGGI
Kota Tebing Tinggi adalah sebuah kota yang terletak di Sumatera. Tebing Tinggi Berjarak 80 Km dari Medan. Kota Tebing Tinggi terletak di antara 3o19' -- 3o21' LU dan 98o9' -- 98o11' BT. Batas wilayahnya meliputi PTPN III Kebun Rambutan di sebelah utara, PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang di sebelah selatan, PT. Soefindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan di sebelah timur, serta PTPN III Kebun Gunung Pamela di sebelah barat, yang kesemuanya berada dalam kawasan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi terletak di jalan penghubung antara pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara, yang dilintasi oleh aliran 4 sungai besar dan kecil.Â
Luas wilayah Tebing Tinggi mencakup 3.843,8 Ha (38.438 Km2), yang terdiri dari 5 kecamatan ( Tebing Tinggi Kota,Rambutan,Padang Hilir,Padang Hulu dan Bajenis) dan 27 kelurahan. Penduduk Tebing Tinggi mencapai 164.402 jiwa serta kepadatan rata-rata 4,28 ribu jiwa/Km2. Rata rata pekerjaan yang sering ditemukan di Tebing Tinggi di bidang  sektor perdagangan, angkutan, jasa, industri, pertanian, konstruksi, pertambangan, galian, keuangan, pegawai negeri dan ABRI.Kota Tebing Tinggi termasuk kota kecil yang ada di Indonesia meskipun demikian infrastuktur dan pertumbuhan di kota Tebing Tinggi tegolong bagus untuk kota kecil.
Infraksturtur kota Tebing Tinggi terus berkembang setiap tahunnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup warganya contoh infrastruktur di Tebing Tinggi seperti jalan raya, sarana kesehatan dan pendidikan.
1. Jalan TolÂ
Jalan raya di Tebing Tinggi cukup memuaskan penduduk kota tersebut. Pada Tahun 2015 Pemerintah membangun pembangunan tol dan selesai pada tahun 2018, dengan panjang 61,8 km. Dengan kisaran harga Rp5,6 Triliun. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antara Medan dan kota kota di sekitarnya. Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaaan Umum Perumahan Rakyat (PU-Pera),Djoko Murjanto ,mengatakan biaya tersebut digunakan untuk biaya konstruksi dan pembebasan lahan.
Pembangunan tol Tebing Tinggi-Medan dibagi menjadi tiga seksi. Seksi pertama yang dibangun oleh pemerintah.Kedua seksi I dan seksi II dilakukan oleh konsorsium pembangunan jalan tol.Konsorsium pembangunan jalan tol terdiri dari empat Badan Usaha Jalan tol (BUJT) yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk, PT Waskita Karya (persero) Tbk dan PT Hutama Karya (Persero) Tbk.
Pembangunan tol Tebing Tinggi-Medan merupakan bagian dari jalan tol Trans Sumatera yang merupakan program MP3El. Program ini direncanakan era pemerintahan era Presiden S usilo Bambang Yudhoyono dan sedang  dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo. (source= Medcom.id).
Pembangunan tol Tebing Tinggi tidak hanya menuju ke medan tetapi akan dibangun menuju  Kota sibolga.Proyek ini menjadi salah satu proyek ambisius yang ada di Sumatera Utara. Proyek ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 sebagai bagian dari rencana besar untuk menghubungkan berbagai wilayah di Sumatera Utara. Tetapi pembuatan Tol ini sering kali terjadi masalah masalah terutama terkait pembebasan lahan. Lambatnya proses pembebasan tanah sering kali menjadi penghambat utama dalam pelaksanaan proyek-proyek besar seperti ini.
Hal ini tidak hanya memperlambat realisasi proyek tetapi juga mengakibatkan ketidakpastian bagi investor yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Meskipun demikian pemerintah tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu, pembuatan tol ini diharapkan dapat mengurangi inefisiensi akibat kemacetan di ruas jalan utama dan meningkatkan pelayanan sistem distribusi barang dan jasa, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi.Proyek tol ini diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp28,488 triliun.
Pembiayaan proyek ini terdiri dari 80% ekuitas senilai Rp22,799 triliun yang berasal dari berbagai sumber ekuitas lainnya, serta 20% pinjaman senilai Rp5,698 triliun yang diperoleh melalui sindikasi perbankan.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara. Koneksi antarwilayah ini akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, memperkuat infrastruktur, dan meningkatkan daya saing ekonomi di Sumatera Utara.
Pemerintah berharap proyek ini dapat segera direalisasikan dengan baik dan tanpa adanya ketimpangan ketimpangan yang dapat mencegah pembangunan proyek  sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
- Sarana Kesehatan
Sarana  Kesehatan di Tebing Tinggi cukup memuaskan masyarakat kota tersebut.Rumah sakit,puskesmas,posyandu,polides  dan klinik sudah tersedia di kota Tebing Tinggi. Pertama kali rumah sakit dibangun pemerintah Tebing Tinggi pada tahun 1907 yaitu rumah sakit Pamela leh Yayasan "HOSPITAL VERCENEEGING PADANG dan BEDAGAI" dengan nama "CENTRAL HOSPITAL TEBING TINGGI", beranggotakan beberapa perusahaan antar lain CMO, RCMA, SOCFIN, HORISON CROSFIELD, SIPEF, DBRMY dan DSM. Dan rumah sakit terbaru yang ada di kota Tebing Tinggi yaitu rumah sakit Chevani berdiri pada tahun 2017 yang  didirikan oleh Dr Nelson Situmorang sebagai owner (pemilik) dan istri juga Direktur RS Chevani Drg Khairil Lufti Sinaga dan para medis lainnya. Tentu ini sudah cukup memuaskan masyarakat kota Tebing Tinggi.
- Pendidikan
Pendidikan kota Tebing Tinggi pun cukup memuaskan bagi masyarakat yang ada, perataan sekolah sekolah ada di setiap wilayah kota Tebinig Tinggi. Terdapat 251 sekolah di 5 kecamatan yang berbeda kecamatan Tebing Tinggi kota menjadi tempat terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya dengan total 63 sekolah dan kecamatan Padang Hulu menjadi tempat yang menyumbang sekolah dengan total 40 sekolah. Hal ini termasuk wajar karena letak wilayah yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H