Mohon tunggu...
timo gaming
timo gaming Mohon Tunggu... Editor - pengangguran
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

afahajah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Pakaian Bekas Menjadi Tas Belanja Mengurangi Pencemaran Lingkungan

3 November 2022   13:21 Diperbarui: 3 November 2022   14:26 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren fashion di dunia tidak pernah ada habisnya. Berbagai model pakaian terus bermunculan seiring dengan berkembangnya industri-industri fast fashion atau perusahaan yang memproduksi berbagai macam pakaian dengan cepat dan harga yang terjangkau. Hal ini lah yang membuat masyarakat tidak keberatan saat membuang baju yang lama dan menggantikannya dengan baju baru. Namun, semakin berkembangnya industri fashion juga berbanding lurus dengan tercemarnya lingkungan. Sisa kain yang digunakan untuk membuat pakaian di pabrik berskala kecil hingga besar sering menimbulkan masalah baru, yakni penumpukan limbah fashion atau fashion waste. Begitu juga sisa pakaian yang sudah tidak terpakai oleh masyarakat dan menumpuk menjadi limbah fashion. 

Di dunia ini, masalah lingkungan akibat produksi fashion yang kian masif sudah mulal terasa. Masyarakat tidak menyadari bahwa kebiasaan mengonsumsi dan menggunakan pakaian turut berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Melihat orang lain memakai pakaian yang keren atau ada tren pakaian terbaru, masyarakat mudah tergiur untuk membeli. Mengenal pakaian tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak, sering kali tidak menjadi persoalan untuk membeli pakaian baru demi mengikuti tren yang sedang terjadi. Tapi ternyata, kebiasaan ini berdampak buruk bag lingkungan.

Tidak hanya merusak lingkungan ditingkat produksi, industri pakaian pada akhirnya juga membebani kita karena berujung menjadi limbah kain yang sulit untuk didaur ulang. Sebagai pengguna, masyarakat harus bisa mengontrol apa yang dikenakan dalam sehari-hari dan turut berpartisipasi mengurangi sampah yang ada dari sumbernya. Masyarakat sendiri yang harus bisa memilih mana yang termasuk kebutuhan dan keinginan. Apakah kita harus selalu membeli pakaian baru hanya untuk mengikuti tren tanpa mengindahkan dampaknya pada lingkungan yang ada?.

Melihat banyaknya limbah kain yang ada akibat dari fast fashion yang sedang marak maraknya, kita perlu melakukan suatu tindakan untuk berusaha mengurangi limbah yang ada. Dimulai dari melakukan kegiatan sederhana yaitu berbelanja menggunakan tas belanja yang kita punya untuk mengurangi sampah yang ada. Tidak perlu mengeluarkan uang hanya untuk memperoleh sebuah tas belanja. Kita dapat menggunakan pakaian bekas yang ada di rumah untuk dibuat menjadi sebuah tas

Berikut merupakan langkah-langkah untuk membuat sebuah tas belanja sederhana.
1. Siapkan sebuah kaos bekas yang sudah tidak dipakai lagi.
2. Potong bagian kerah leher yang ada pada kaos
3. Gunting bagian bawah kaos membentuk garis vertikal.
4. Ikat potongan-potongan vertikal dibagian bawah kaos, dan tas belanja sederhana siap digunakan.

Penumpukan limbah kain dapat menjadi ancaman yang serius bagi lingkungan kita. Maka dari itu, masyarakat perlu mengubah sifat konsumtif dalam berpakaian. Sementara itu, pemerintah juga harusberupaya untuk merancang model industri ekonomi tekstil menjadi ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun