Mohon tunggu...
Tim Ngurah harta
Tim Ngurah harta Mohon Tunggu... Freelancer - Team

Keadilan tidak selalu sama namun sesuai porsinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengamat Spiritual I Gusti Ngurah Harta: Perbedaan Sulinggih Dulu dan Sekarang

29 Juli 2023   21:31 Diperbarui: 29 Juli 2023   21:59 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia keagamaan Hindu, Sulinggih merupakan sosok pemuka agama yang dihormati dan dihargai oleh masyarakat. Peran Sulinggih sangat penting dalam menjaga spiritualitas dan kearifan lokal yang ada dalam budaya Hindu. Namun, seperti banyak aspek kehidupan lainnya, peran dan perilaku Sulinggih juga mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Dalam artikel ini, kami akan menggali perbedaan antara Sulinggih dulu dan sekarang menurut pandangan pengamat spiritual, sebagaimana dijabarkan oleh seorang pengamat spiritual sekaligus sesepuh perguruan Sandhi Murthi, Ngurah Harta. Lebih dari sekadar membahas perbedaannya, kami juga akan mencari pemahaman tentang tantangan dan solusi yang dihadapi Sulinggih di zaman modern ini. Mari kita telusuri dengan lebih mendalam.

Sulinggih Dulu: Kesucian dan Proses Pemilihan

Pada zaman dulu, ketika kerajaan masih berkuasa, proses mediksa menjadi Sulinggih memerlukan beberapa tahapan yang ketat. Calon Sulinggih harus menghadap Raja dan menjalani sejumlah ritual serta sembahyang di tempat persembahyangan Raja. Setelah mendapat restu dari Raja, desa asal calon Sulinggih akan membentuk panitia pediksan untuk melaksanakan prosesi inisiasi Sulinggih.

Saat itu, kedudukan Raja menjadi kunci dalam penetapan Sulinggih, dan prosesi tersebut harus mematuhi tata kelola tradisional dengan memperhatikan adat istiadat dan budaya. Semua langkah ini bertujuan untuk memastikan kesucian dan kemurnian calon Sulinggih serta memastikan bahwa orang yang dipilih untuk menjadi Sulinggih adalah orang yang tepat.

Sulinggih Sekarang: Tantangan dalam Era Republik

Dengan bergulirnya zaman dan perubahan politik, peran Raja dalam proses pemilihan Sulinggih telah bergeser. Saat ini, posisi Raja digantikan oleh Parisadha, sebuah lembaga yang memegang kendali dalam pemilihan Sulinggih. Namun, tantangan muncul dalam era republik ini, di mana beberapa oknum Sulinggih terlibat dalam kasus pelecehan seksual yang menimbulkan polemik.

Menurut Ngurah Harta, simbol Kaliyuga, yaitu masa ketika nilai-nilai moral menurun, tampak terlihat dalam semangat orang untuk berlomba menjadi Sulinggih tanpa memperhatikan kesucian dan perilaku yang benar. Banyak yang menginginkan gelar Sulinggih semata-mata untuk mendapat pengakuan dan kagum dari masyarakat, tanpa memperhatikan esensi sebenarnya dari peran tersebut.

Untuk mengatasi tantangan ini, Ngurah Harta menekankan pentingnya evaluasi diri atau "Mulat Sarira." Sulinggih harus memahami bahwa gelar tersebut bukanlah semata-mata simbol yang dijalankan tanpa perilaku yang tepat. Lebih dari itu, menjadi Sulinggih berarti menjalani perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai spiritual dan moral yang diemban oleh agama Hindu.

Perilaku Sulinggih haruslah mencerminkan ketulusan, kedamaian, dan cinta kasih terhadap sesama. Selain itu, para Sulinggih juga harus memperhatikan dan menghormati tradisi serta aturan adat yang berlaku di masyarakat.

Ngurah Harta menyadari bahwa peran masyarakat sangat penting dalam menghormati Sulinggih dan memahami esensi dari peran tersebut. Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku positif dan kesucian Sulinggih menjadi kunci dalam menjaga integritas agama Hindu.

Tentu saja, tidak semua Sulinggih terlibat dalam perilaku negatif, dan banyak di antara mereka yang tetap setia menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi. Namun, kesalahan dari beberapa oknum tidak boleh mengaburkan pandangan terhadap peran suci Sulinggih secara keseluruhan.

Mengatasi Tantangan Masa Depan

Untuk mengatasi tantangan masa depan, pendekatan holistik diperlukan. Pemerintah, lembaga agama, perguruan, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menjaga integritas peran Sulinggih. Perluasan pendidikan tentang nilai-nilai spiritual dan etika Hindu serta penegakan aturan dan hukuman yang tegas terhadap pelanggaran etika akan membantu memperkuat peran Sulinggih dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun