Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Merawat Persatuan dari Museum Tionghoa Soekaboemi

29 Juli 2024   20:38 Diperbarui: 30 Juli 2024   11:59 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan etnis Tionghoa di Sukabumi sudah ada sejak lama, kira-kira pada tahun 1800-an. Tepatnya sejak masuk kebudayaan perunggu dari Dongson.

Gelombang kedua masuk saat penyebar agama Islam Tionghoa di masa Sunan Gunung Jati. Gelombang selanjutnya saat pekerja Tionghoa ke Sinagar dibawa Tan Sioei Tiong tahun 1843.

Di tahun 1846, etnis Tionghoa kerap bermukim di daerah Gunung Parang, Cicurung, dan Ciheulang. Pada kala itu etnis Tionghoa dan masyarakat lokal sudah semakin sulit dibedakan.

Kehidupan kedua etnis itu sudah saling membaur dengan amat baik. Apalagi telah terjadi kawin campur dengan orang-orang Sunda.

Konon katanya mereka juga telah menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Nah ternyata gempuran kedatangan etnis Tionghoa rupanya masih berlanjut.

Gelombang terakhir terjadi saat adanya modernisasi kota. Dimana sistem kapiten dibentuk, sehingga muncul sederet 'Kaptoa' (kapiten Tionghoa).

Misalnya Sim Keng Korn, Lauw Tjeng Ki, Tan Giem Hok dan Tan Tiam Leng. Pada tahun 1920 jumlah warga Tionghoa mencapai 2.776 jiwa.

Selain kaptoa, sejumlah etnis Tionghoa lainnya pun cukup tenar dan berjaya di Sukabumi. Sebut saja Gouw Soen Tong sang raja Rollet pembangun Capitol, Tjiong Born Hok pemilik tekstil Tjiboenar dan keluarga Zecha keturunan Grand Lady of Java yang kerap menolong masyarakat yang terkena wabah kolera.

Berkaca dari itu, tak heran bila kini ada sejumlah vihara di Kota Sukabumi. Misalnya Vihara Widhi Sakti yang telah dibangun sejak 1908 dan Vihara Nam Hai Kwan Se Im yang memiliki pemandangan laut indah nan eksotis.

Tak cuma vihara, pesona pecinan semakin melekat disini karena terdapat Museum Tionghoa Soekaboemi. Museum berlokasi di Jalan Pajagalan, Nyomplong, Kecamatan Waru doyong, Sukabumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun