Pasalnya kata 'Sunan' merupakan singkatan dari 'Suhu' dan 'Nan'. Artinya Guru dari Nan.
Para guru alias walisongo itu menjadi salah satu perantara yang membuat persebaran agama Islam di Indonesia kian masif. Bahkan boleh dibilang puncak penyebarannya di masa walisongo.
Perlu diketahui berdasarkan teori yang ada, perkembangan ajaran agama Islam di Tiongkok sendiri telah terjadi sejak masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Dimana Islam masuk ke Cina dari seorang panglima Muslim bernama Saad bin Waqash dari Madinah di masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
Hubungan orang Arab dan Tiongkok di sana telah terjadi pada tahun 713 Masehi. Sementara masuknya Islam ke Indonesia ketika migrasi orang Tiongkok muslim besar-besaran ke Asia Tenggara di Abad ke-9 Masehi.
Waktu kedatangan masyarakat Tionghoa dan penyebaran agama Islam di Indonesia jelas memperlihatkan bahwa mereka lebih awal ketimbang bangsa Arab Yaman. Terlebih bangsa Arab sendiri diperkirakan baru tiba di tanah air pada abad ke-11 Masehi.
Seiring berjalannya waktu aktivitas masyarakat Tionghoa di Indonesia pun kian berkembang. Maka tak mengherankan bila mereka berkontribusi dan turut berperan besar dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Tionghoa dibalik Universitas Diponegoro
Hal menarik lainnya tentang kontribusi para Tionghoa di masa lampau yakni mengenai kisah dibalik pendirian Universitas Diponegoro (Undip). Kala itu, Jawa Tengah dihadapi oleh persoalan angka pengangguran tinggi.
Salah satu penyebanya adalah tidak adanya perguruan tinggi dan alhasil membuat kualitas angkatan kerja rendah. Hanya masyarakat mampu yang dapat menempuh pendidikan tinggi, itu pun mereka mesti keluar wilayah Jawa Tengah.
Kondisi tersebut membuat etnis Tionghoa dan Jawa bergotong royong mendirikan perguruan tinggi di Jawa Tengah, yang kini dikenal dengan nama Undip. Namun sebelum menjadi milik negara, Undip lebih dikenal dengan nama Universitas Semarang.
Dibalik pendirian Undip, ada tokoh-tokoh Tionghoa yang berperan besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Pertama adalah Ko Tjay Sing. Ia merupakan profesor, guru besar, tokoh pengacara yang sangat terkenal sekaligus lulusan Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1928.