Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sumbangsih Tionghoa di Balik Lagu Indonesia Raya

14 Oktober 2022   11:34 Diperbarui: 14 Oktober 2022   11:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia tanah air ku
Tanah tumpah darah ku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibu ku
 Indonesia kebangsaanku
 Bangsa dan tanah air ku

Sebagai masyarakat Indonesia, kita pasti kenal betul cuplikan lirik lagu tersebut. Tentu tidak heran, karena setiap kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus, lagu itu rutin dikumandangkan diberbagai tempat.

Bahkan pada saat melaksanakan upacara di sekolah, lagu itu pasti dilantunkan. Ya, lagu itu berjudul Indonesia Raya.

Seperti kita ketahui, lagu Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman pada 1924. Liriknya yang erat akan nuansa persatuan, ternyata menjadi salah satu penanda titik balik lahirnya pergerakan nasional.

Apalagi lagu ini sendiri diputar perdana pada malam penutupan Kongres Pemuda II, tanggal 28 Oktober 1928. Terlepas dari berbagai fakta tadi, ternyata ada keikutsertaan Tionghoa selama proses peredaran lagu Indonesia Raya kala itu.

Salah satunya adalah penerbitan lirik lagu Indonesia Raya di Surat Kabar Sin Po pada edisi 10 November 1928. Koran Sin Po sendiri merupakan surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu di era kolonial.

Keikutsertaan lainnya adalah saat mengabadikan lagu Indonesia Raya ke dalam piringan hitam. Nah, kala itu WR Soepratman sempat menghubungi tiga perusahaan rekaman milik Odeon, Thio Tek Hong dan Yo Kim Tjan.

Sayangnya dari ketiga itu, hanya perusahaan rekaman milik Yo Kim Tjan yang bersedia melakukannya. Yo Kim Tjan sendiri merupakan pengusaha sekaligus sahabat baik dari Soepratman.

Sementara itu, alasan penolakan dari kedua perusahaan lainnya karena khawatir ditangkap oleh pihak Belanda. Terlebih Belanda pun telah mencurigai pergerakan pemuda Indonesia.

Berkaca dari kekhawatiran itu, Yo Kim Tjan pun menyarankan agar rekaman lagu Indonesia Raya dibuat dalam dua versi. Untuk yang asli dinyanyikan langsung oleh Soepratman dengan irama keroncong dan sembari bermain biola.

Namun tak semudah itu proses perekaman dilakukan. Sebelumnya Yo Kim Tjan sempat melakukan perjalanan keliling Eropa demi merekam lagu Indonesia Raya ke dalam bentuk piringan hitam.

Akan tetapi tidak ada yang berkenan, sehingga ia memutuskan untuk membeli alat perekaman yang juga akan digunakan bagi perusahaannnya di Indonesia. Kemudian perekaman dilakukan dikediaman Yo Kim Tjan  di Jalan Gunung Sahari, Batavia. Dan dibantu seorang teknisi berkebangsaan Jerman.

Seusai perekaman, master piringan hitam berkecepatan 78 RPM dengan versi suara asli Soepratman disimpan sendiri oleh Yo Kim Tjan. Sementara versi keroncong dikirim ke Inggris untuk diperbanyak.

Belakangan Belanda panik mengetahui hal tersebut. Mereka pun lantas menyita seluruh piringan hitam versi keroncong, baik yang sempat beredar maupun yang sedang dalam pengiriman.

Alhasil pada 1930, pemerintahan Belanda tidak memperbolehkan lagu Indonesia Raya dinyanyikan di publik. Imbasnya membuat Soepratman dicari-cari dan diinterogasi oleh polisi Belanda, sehingga akhirnya ia jatuh sakit dan tutup usia pada 35 tahun.

Sementara itu, piringan hitam lagu Indonesia Raya yang dimiliki Yo Kim Tjan diserahkan kepada Djawatan Kebudayaan RI pada 1957. Dan terakhir, Yo Kim Tjan pun tutup usia pada 21 Oktober 1968.

Oleh Sony Kusumo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun