Kemudian Kota Singkawang juga kerap dijadikan tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Lambat laun leluhur Tionghoa tadi berhasil memiliki kongsi-kongsi tambang.
Salah satu kongsi yang besar dan terkenal bernama Lan Fang dan bermarkas di Monterado. Saking terkenalnya pimpinan kongsi kenal dekat dengan Sultan Pontianak.
Sayangnya karena kongsi tersebut bertingkah seakan menjadi republik, pemerintah kolonial Belanda pun akhirnya geram. Sehingga setelah berusia lebih dari seabad, yakni di tahun 1884, kongsi itu dianggap bubar.
Seiring berjalannya waktu, para buruh penambang berganti profesi menjadi petani dan pedagang. Dan mereka pun memilih untuk menetap di Singkawang.
Terlepas dari itu, di tahun 1981, Singkawang menjadi kota administratif. Dan pada tahun 2001, Singkawang ditetapkan sebagai daerah otonom.
Kini Singkawang pun menjadi wujud kota yang tinggi akan tingkat toleransi. Terbukti dengan posisi Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang berusia hampir 200 tahun berseberangan dengan Masjid Raya yang telah berdiri sejak tahun 1885 dan tetap aman serta tentram.
Bentuk toleransi lainnya adalah penikmat acara Cap Go Meh bukan hanya berasal dari kalangan Tionghoa, melainkan suku lainnya yakni Melayu dan Dayak. Kemudian saat perayaan agama lain seperti Lebaran berlangsung, penduduk lain pun turut memeriahkan.
Oleh: Sony Kusumo
"Salam Trade Surplus"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H