Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ayo Indonesia Jadi Produsen Jangan Mental Konsumen Terus

20 Juni 2021   22:00 Diperbarui: 10 Agustus 2021   11:59 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) tolong dorong negara kita menjadi negara produsen dan mendorong mental  bangsa kita supaya bangga menjadi produsen, bukan mental bangga menjadi pengguna atau konsumen.

Kerja, maju, tanpa lelah mendorong kemandirian, mendorong agenda-agenda besar negara (Mengurangi impor, meningkatkan ekspor, penciptaan tenaga kerja = Negara Surplus = Negara Mandiri = Rakyat Tambah Sejahtera).

PERPRES 12 tahun 2021, bukti nyata Presiden Jokowi atau pemerintah mendorong kemandirian dan mendukung baik dalam hukum maupun Kemajuan untuk mewajibkan pemerintah, BUMN mengunakan produk atau hasil karya anak bangsa yang mempunyai Lokal content di atas 40%.

Keputusan keputusan menteri (Pembantu Presiden) yang diambil dalam segala bidang harus sejalan dengan agenda-agenda besar negara. Jangan malah ada yang bangga merumuskan sesuatu kedepan sebagai user atau konsumen yang bertolak belakang  dengan semangat agenda-agenda besar negara.

Investasi seperti pembangunan lumbung pangan, pembangunan kilang, pembangunan infrastruktur atau lainnya untuk tujuan bangsa kita menjadi produsen harus dipacu dan terus didorong.

Jangan seperti sebelumnya solar, bensin impor terus alasan lebih efisien, begitu juga dalam anggaran pertahanan peluru impor terus alasan produksi indonesia belum mencukupi, kenapa tidak memakai anggaran belanja impor peluru dirubah untuk investasi pembuatan peluru, anggaran pertahanan untuk impor pesawat, kapal laut dll dirubah untuk investasi produksi alat alat pertahanan? Bangsa Indonesia ahli ngoprek (alias ngopi), manfaatkan kreatifitas ini.

Sebagai user atau konsumen, terutama alat-alat alutista mau servis saja harus bayar lisensi, maintanance contract dengan vendor luar negeri, software alat kontrol semua vendor luar, pertahanan apa ini namanya? mereka stop maintanance kita mati.

Belajarlah dari negeri sukses, disegala bidang harus mandiri dalam arti sebenarnya sebagai produsen bukan bangga sebagai penguna/user/konsumen, apalagi pertahanan harus mandiri dalam arti sebenarnya, jangan malah kita  mengagendakan dan mengagarkan pertahanan sebagai user/konsumen dan bangga lagi (Rusak tenan).

Sedikit sentilan agar sadar dan membuka mata yang katanya ahli pertahanan. Dunia Pertahanan sekarang bukan perang terbuka seperti Perang Dunia ke-II, tapi perang kontrol, perang remote, perang intersepsi, perang drone, perang conten, perang ideologi, perang kamera pengintai (satelit), perang rudal presisi, perang virus, perang AI, perang routing (seperti perang 5G China Vs USA sekarang).

Saya bermimpi kapan ya Presiden bisa mempunyai menteri-menteri yang semua full team berjuang sesuai dengan agenda-agenda besar negara untuk kemajuan bangsa dan negara demi kehidupan anak cucu dan bangsa yang lebih sejahtera.

Tanpa lelah bersuara untuk Kemandirian, Indonesia harus Surplus!

SK7

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun