Dahulu kala kebudayaan ini dimainkan dengan bahasa Tiongkok berdialek Hokkian. Namun seiring waktu karena warga lokal juga menonton, wayang potehi pun ditampilkan dengan bahasa indonesia.
Sayangnya pada tahun 1970-an hingga 1990-an atau tepatnya era orde baru, wayang potehi hanya dipentaskan bagi kalangan terbatas. Hal itu dikarenakan tindakan represif pemerintahan terhadap budaya Tionghoa.
Setelah era reformasi berjalan, barulah wayang potehi dan kebudayaan Tionghoa lainnya bisa dipentaskan. Wayang asal Tiongkok ini, kian lestari dengan adanya museum potehi di Kelenteng Hong San Kiong Gudo di Jombang, Jawa Timur dan rutin dipentaskan dalam perayaan Imlek di berbagai daerah.
Oleh : Sony Kusumo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H