Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Phoa Keng Hek Sang Pendiri ITB Bandung

13 Desember 2018   10:38 Diperbarui: 13 Desember 2018   18:28 9383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politisi PDI Perjuangan, Sony Kusumo.

Bagi Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), semoga ini bermanfaat untuk membangun rumah bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam balutan Pancasila dengan kerangka keberagaman.

Pahlawan besar Bangsa Indonesia dari Etnis Tionghoa, Phoa Keng Hek, merupakan sosok yang terlupakan. 

Adakah yang pernah mendengar nama Phoa Keng Hek ?

Nama ini nyaris dilupakan oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh kalangan etnis Tionghoa sendiri, padahal beliau adalah perintis pendidikan modern pertama di Indonesia.

Dirinya merupakan pendiri dari Sekolah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) pada tahun 1901, jauh lebih awal dari sekolah Taman Siswa. Sekolah THHK menyebar hampir keseluruh pelosok Indonesia, jumlahnya mencapai sekitar 130an sekolah. 

Phoa Keng Hek, sangat dihormati oleh kalangan etnis Tionghoa dan etnis lainnya, termasuk oleh pihak kolonial Belanda. Phoa termasuk orang yang berjasa besar dalam mendirikan ITB, bersama 2 tokoh lainnya dari kalangan Tionghoa yakni H.H Kan dan Nio Hoey Oen.

Ketiganya berjasa besar dalam mengumpulkan uang sebesar 500 ribu golden, guna menyiapkan segala kebutuhan berdirinya ITB. Satu hal yang tak sanggup dilakukan oleh penjajah Belanda kala itu.

Lahir di Bogor tahun 1857, beliau adalah anak dari seorang kaya raya bernama Phoa Tjong Tjay, yang juga pemimpin kalangan Tionghoa (Letnan) di Jatinegara, Batavia. Kekayaannya selain digunakan untuk mengembangkan dunia pendidikan juga untuk hal sosial lainnya.

Diantara tindakannya yang sangat fenomenal adalah meminta pemerintah Belanda untuk menutup tempat perjudian/kasino. Hal itu dilakukan karena Phoa prihatin betapa membahayakannya tempat perjudian bagi masyarakat luas. 

Banyak orang miskin yang memerlukan uang, menjadikan perjudian sebagai cara cepat untuk menyelesaikan masalah.  Tetapi menurutnya hal tersebut justru semakin  menyengsarakan.

Yang tak masuk akal adalah Phoa bersedia mengganti uang ke kas pemerintah Belanda akibat ditutupnya kasino tersebut. Bayangkan berapa banyak uang yang harus disetor atau dibayarkan oleh Phoa Keng Hek tersebut. 

Orang ini memang sosok langka, jabatan pemimpin Tionghoa (Kapiten) juga ditolaknya. Padahal jabatan itu diperebutkan bahkan diimpikan oleh orang2 lainnya. Salut!

Pengorbanan tersebut adalah catatan sejarah yang belum ditulis dengan tinta emas dalam sejarah bangsa Indonesia. Tidak mudah menemukan orang kaya dengan perilaku seperti itu.

Beliau adalah salah satu tokoh pemimpin besar bangsa Indonesia, seorang yang sanggup memimpin bukan karena jabatan dan kursinya, tapi karena tindakan dan budi pekertinya.

Oleh : Sony Kusumo

(Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil 3 DKI Jakarta (Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu) Nomor Urut 7)

Sumber:
1. Riwajat 40 Taon THHK Batavia
2. Memoar Ang Yan Goan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun