Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Cerita Pria Sukses Bersahaja

29 November 2018   12:24 Diperbarui: 29 November 2018   17:25 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria sukses nan bersahaja dengan nama lengkap Sony Kusumo ini, sebenarnya bisa hidup nyaman dan sejahtera. Dirinya memiliki sederet usaha dibanyak bidang, mulai dari properti, teknologi, pendidikan , kesehatan, advertising sampai outsoursing. Yang semuanya itu dibangun dari sikap mandiri dan kerja keras.

Pribadi mandiri tersebut sudah dilakoni Sony Kusumo semenjak kecil. Kala berusia empat tahun, ia sudah keluar masuk kampung untuk berjualan. Mulai dari es mambo, petasan, hingga layangan pernah dijajakannya. Bahkan semasa berkuliah di Australia, Sony pun pernah menjadi sopir taxi, car wash, dan menjadi cleaning service dari rumah ke rumah, demi menghidupi dirinya dan tidak membebani kedua orang tua.

Kerja keras, keuletan, dan prestasinya membuat Sony Kusumo mencatatkan namanya sebagai pengusaha di bidang IT dan properti yang sukses.

Pria bersahaja itu, kini tergerak maju terjun ke politik. Uang dan jabatan bukanlah alasannya, namun demi membela anak cucu, saudara, serta teman sebangsa dan setanah air dari ketertindasan dan kecurangan perusahaan luar dan bangsa luar yang tidak menghendaki Ekonomi Indonesia bisa Mandiri (bisa trade surplus).

Dirinya tidak rela dan tidak tega mewarisi  anak cucu dan bangsa kita warisan seperti batu es, tetapi warisilah warisan seperti batu berlian.

Negara KITA Merdeka!

Tanpa adanya kemandirian di bidang ekonomi, bisa merdeka di bidang politik dan kesejahteraan masyarakat, hanyalah pepesan kosong!

Sony Kusumo tidak tega hanya menonton dan mengomel lantas menyalahkan keadaan. "Kalau mau lihat Indonesia mandiri, ya harus menjadi bagian dari perubahan menuju kemandirian itu sendiri," kata Sony Kusumo kepada saya.

Dirinya ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat betapa pentingnya semangat kebangsaan. Jangan mau di adu domba oleh bangsa luar, Indonesia harus bisa berubah menjadi negara yang mandiri dengan ekonomi yang trade surplus.

Sony Kusumo memang sudah berada di zona nyamannya. Namun amarahnya terbakar dan mengambil pilihan sendiri untuk meneriakkan kemandirian. Dia bergerak karena tahu apa yang mesti dilakukan untuk bisa turut serta menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri.

Walaupun sangat sulit mengubah paradigma masyarakat yang selama ini selalu 'dininabobokan' dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai), serta sebagian besar politisi yang turut serta merusak mental masyarakat. Tapi dia sudah menyadari resikonya. Dan tetap tak gentar!

Walaupun demi tindakan gila ini, menyebabkan berkurangnya waktu untuk keluarga, perusahaan serta waktu istirahatnya. Dan yang sudah pasti, dia tidak tertarik mengambil sepeser pun dari apa yang akan di dapat dari dunia politik.

Murni Pengabdian!

Tapi kalau Indonesia sudah bisa mandiri dan on the track, Sony Kusumo sepertinya akan minta izin untuk mundur. Supaya bisa memiliki banyak waktu dengan keluarga dan lebih  profesional di perusahaannya.

Saya merasa malu kalau tidak sevisi dengannya dan menyampaikan salut serta mendukung penuh perjuangannya. Sebab apa yang dia ucapkan untuk melawan penzaliman dari tekanan luar bukan untuk kepentingan dirinya semata. Melainkan untuk kita semua, sebangsa dan setanah air!

Dirinya benar-benar ingin mewujudkan semangat dan visi NKRI dalam balutan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Sony Kusumo merupakan calon anggota legislatif DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil 3 DKI Jakarta (Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu) Nomor Urut 7.

Oleh Wisnu Fajar Baskara

Penulis merupakan cicit dari tokoh Pejuang emansipasi perempuan Indonesia, R.A Kartini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun