[caption caption="Aksi simpati warga Timika, Papua minta Ahok dibebaskan"][/caption]
SAPA (TIMIKA) - Ribuan warga Timika, Papua, tumpah ruah dalam aksi bela Ahok II di Bundaran Tugu Perdamaian Timika Indah, Kota Timika, Jumat (12/5) malam. Mereka meminta agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu dibebaskan dari jeratan hukum yang dianggap diskriminatif.
Aksi bertajuk solidaritas cinta damai demi keutuhan NKRI tersebut dihadiri Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Mimika, Drs Christian Karubaba, hadir memakai baju kotak-kotak ala Ahok-Djarot.
Warga melakukan aksi menyalakan sejuta lilin sebagai bentuk keprihatinan runtuhnya keadilan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), yang divonis dua tahun penjara atas kasus penodaan agama.
[caption caption="Aksi bela Ahok di Timika, Papua"]
Selain itu, seluruh perwakilan agama di Mimika masing-masing mendoakan agar bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke tetap bersatu kokoh berlandaskan ideologi Pancasila demi menjaga keutuhan NKRI.
Bahkan perwakilan agama Islam dengan penuh rasa haru hingga menitikkan air mata saat membawakan doa dalam aksi ini. Dia tak bisa membendung air mata saat mendoakan keberagaman bangsa agar tetap bersatu dalam bingkai NKRI.
"Kita tidak akan berpisah satu sama lain hanya karena persoalan sepeleh ini. Kita akan tetap satu dalam persaudaraan," ujarnya.
Ribuan warga Timika juga serentak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta lagu nasional Tanah Airku, Padamu Negeri, Garuda Pancasila, Rayuan Pulau Kelapa, dan lainnya untuk membakar jiwa nasionalisme.
[caption caption="Aksi bela Ahok di Papua"]
Aksi ini juga diwarnai pelepasan balon ke udara bertuliskan #save Ahok, sebagai tanda melepaskan beban ketidak adilan hukum Indonesia yang menimpa mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, dalam kesempatan ini menegaskan, bahwa segala perbedaan suku, ras, agama, dan golongan masyarakat Mimika adalah satu dalam bingkai NKRI. Menurutnya, Timika dan Papua konsisten dengan semboyan NKRI harga mati.
"Saya mau kasih tahu bahwa di Timika tidak ada yang dibeda-bedakan. Semua satu dalam NKRI. Papua adalah NKRI, Timika adalah NKRI, dan NKRI harga mati," tegasnya.
Sementara tokoh masyarakat Suku Amungme, Kabupaten Mimika, Yosep Yopi Kilangin, mengapresiasi ribuan warga yang secara spontanitas bisa berkumpul dalam sebuah aksi solidaritas. Menurutnya, kedatangan warga merupakan panggilan hati.
"Ahok adalah seorang tokoh yang sangat fenomenal telah hadir mengggetarkan hati seluruh bangsa Indonesia hingga di Timur Indonesia, Papua," katanya.
Menurut Yopi, Ahok adalah seorang revolusioner dan nayata telah membawa perubahan. Gebrakan Ahok dengan segala prestasi yang diterahkan telah membuktikan seorang pemimpin pro rakyat.
"Hati,mental, dan perasaan kita telah tergugah karena sungguh mau merubah bangsa ini berkaca pada apa yang twlah dilakukan Ahok," ujar mantan Wakil Bupati Mimika itu.
Baginya, Ahok sebagai sang revolusioner sejalan dengan nawacita Presiden Joko Widodo. Ketegasan Ahok sebagai pemimpin anti korupsi jelas membawa perubahan signifikan bagi Jakarta. Mulai dari pembenahan infrastruktur hingga birokrasi dilakukan secara transparan.
"Ahok telah menunjukkan Indonesia yang benar. Kalau ada yang mempersoalkan Ahok, maka diialah orang yang tidak mau berubah," tegasnya.
"Ahok akan tetap berdiri konsisten atas sikap jujur dan berkeadilan secara universal (tidak membeda-bedakan rakyatnya dari latar belakang apapun)," pungkas Yopi. (*rj*)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H