Mohon tunggu...
Richardo
Richardo Mohon Tunggu... lainnya -

Mimika, Papua

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Korban Perang Suku Timika Dibayar Rp 500 Juta/Kepala, Siapa Penyandang Dana?

17 November 2015   20:40 Diperbarui: 17 November 2015   22:21 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pihak menilai, bahwa terjadinya perang suku yang melibatkan masyarakat menjadi korbannya adalah merupakan kepentingan politik demi tujuan-tujuan tertentu.

Pada kenyataannya, perang suku yang diikuti ratusan hingga ribuan masyarakat dan berlangsung cukup lama, tentu membutuhkan dana begitu besar. Bagaimana tidak, jika masyarakat fokus pada suatu konflik, maka sudah tentu tidak ada waktu bagi mereka untuk mencari nafkah dan melakukan aktivitas lain.

Bahkan jika memasuki prosesi perdamaian, ratusan juta hingga milliaran rupiah dibutuhkan untuk menggelar serangkaian prosesi adat. Mulai dari bakar batu yang mengorbankan puluhan ekor babi dan dihargai puluhan juta/ekor. Berikut kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Tidak itu saja, ketika memasuki prosesi perdamaian bayar kepala, setiap korbannya yang berasal dari suku lain yang ikut membantuh perang, mendapat santunan hingga puluhan milliar jika korban yang jatuh begitu banyak.

Pertanyaannya, darimana masyarakat mendapat dana sebesar itu? Padahal pihak bertanggungjawab dalam konflik hanya diberi waktu beberapa bulan untuk mencari dana tersebut. Sementara mereka sepanjang konflik tidak melakukan aktivitas apa pun selain beradu anak panah.

LALU DARIMANA UANG MILLIARAN ITU DATANG? LANTAS SIAPA PENDONOR YANG KERAP MENDANAI PERANG SUKU DAN MENGORBANKAN JIWA MASYARAKAT? (tn)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun