Krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi COVID-19 menyebabkan perusahaan terus berupaya untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan tetap stabil dan menciptakan inovasi untuk mencapai keuntungan. Perusahaan yang sehat cenderung memiliki kinerja yang baik, sedangkan perusahaan zombie merupakan fenomena yang sering terjadi dalam dunia bisnis, mereka tetap beroperasi tatapi sebenarnya sudah bangkrut atau sudah mendekati bangkrut.
Lalu, mengapa mereka masih tetap eksis?. Ini sebuah“misteri” atau hanya sebagai zombie “hidup tetapi mati”?. Perusahaan zombie, mungkin kebanyakan dari kalian belum mengetahui perusahaan ini, bisa saja kalian berpikir kalau perusahaan ini seperti tempat bagi para zombie? atau dipimpin oleh seorang zombie yang haus darah? Juga memiliki karyawan yang berpakaian seperti zombie? Tidak, perusahaan zombie memang fenomena nyata tetapi bukan seperti yang kalian pikirkan.
Mungkin saja perusahaan jenis ini ada di lingkungan kita. Memang, fenomena ini jarang dibicarakan di Indonesia, bahkan masih kurang penelitian mengenai perusahaan zombie di Indonesia. Tetapi, saya menulis mengenai perusahaan ini karena beberapa perusahaan di Indonesia juga kemungkinan masuk dalam kategori perusahaan zombie. Mereka bangkrut secara tiba-tiba, tanpa diketahui faktor-faktor yang jelas. Setelah membaca tulisan ini, saya harap kalian bisa mengerti dan bisa membedakan mana perusahaan zombie dan bukan zombie.
Lalu, apa itu perusahaan zombie? Perusahaan zombie merupakan istilah bagi perusahaan yang resmi “Hidup”, meskipun sudah “Mati” secara finansial. Perusahaan zombie pertama kali muncul pada akhir tahun 1980-an, ketika perusahaan penjamin simpanan federasi AS menetapkan kriteria kredit rendah yang tidak realistis.
Kemudian, berbagai literatur ekonomi di Jepang melaporkan bahwa perusahaan zombie meningkat pada tahun 1995 sampai 2002, dan di anggap sebagai alasan utama penurunan ekonomi jangka panjang di Jepang. Baru-baru ini juga penelitian di Jerman menjelaskan mengenai perusahaan zombie di masa penemi COVID-19, fenomena perusahaan-perusahaan yang terlilit utang (perusahaan zombie) di Jerman. Hal ini menarik untuk dibahas, supaya kita bisa mengetahui bagaimana keluar dari kondisi berbahaya ini.
Mengapa perusahaan ini dikatakan sebagai perusahaan zombie?. Secara umum, karena perusahaan ini memiliki utang yang tinggi, tetapi tidak produktif. Kita tahu bahwa utang adalah sesuatu yang dipinjam, baik berupa uang atau benda. Utang ini bersifat tanggungan wajib yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu kepada pihak pemberi pinjaman. Mereka meminjam agar operasional perusahaan tetap berjalan.
Melalui operasional, perusahaan bisa menghasilkan keuntungan yang bisa dipakai untuk membayar utang. Tidak produktif, artinya perusahaan tidak mampu menggunakan sumber daya untuk menghasilkan keuntungan. Jika perusahaan tidak ada keuntungan, bagaimana perusahaan bisa membayar utang itu?. Misalnya, anda meminjam uang untuk usaha kecil tetapi usahanya selalu mengalami kerugian. Lalu, bagaimana anda membayar utang tadi? Nah, jika tidak ada keuntungan tetapi anda selalu berutang, anda bergantung pada utang untuk tetap eksis maka ini disebut perusahaan zombie.
Kriteria perusahaan zombie sebagai berikut: 1) Memiliki utang yang tinggi, 2) secara operasional tidak efektif, 3) Produktivitas yang rendah, 4) Pengembalian investasi yang negatif, investasi bersihnya negatif, dan membayar hutang hanya dibawah 5% selama dua tahun berturut-turut. 5) Tidak mampu menutupi beban bunga dengan hasil operasinya selama tiga tahun berturut-turut. Dilihat pada rasio laba operasi terhadap biaya bunga, yang kurang dari satu. 6) Memiliki arus kas negatif selama tiga tahun berturut-turut. 7) Perusahaan zombie menerima pinjaman keuangan dari bank dengan bunga rendah
Dalam sebuah perusahaan, keuangan merupakan hal yang sangat penting. Bahkan, keuangan dianggap sebagai nyawa (aliran darah) dalam perusahaan. Tanpa perusahaan memiliki keuangan yang baik, maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Perusahaan dikatakan zombie karena selalu bergantung pada utang dari pihak eksternal dan memiliki ekuitas negatif tetapi masih tetap beroperasi. Kenapa perusahaan zombie masih tetap eksis? Menurut beberapa literatur penelitian mengatakan bahwa perusahaan itu hidup karena adanya perlindungan kreditur.
Mereka cenderung mendapat dukungan dari pemerintah dalam bentuk suntikan dana dan pinjaman bank. Namun, adanya dukungan tersebut karena perusahaan juga memberikan peluang tenaga kerja yang banyak, mereka juga memiliki dukungan sosial yang kuat dan berbagai pertimbangan lain. Dengan adanya dukungan, seharusnya mereka terdorong untuk terus berinovasi, meningkatkan kinerja untuk mencapai keuntungan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya perusahaan zombie, seperti perusahaan yang memiliki kualitas produksi yang buruk, rendahnya atau tidak adanya inovasi teknologi, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Rhenald Kasali menyampaikan bahwa pada era derupsi sekarang ini akan banyak perusahaan zombie.