Kunjungan kerja dalam KBBI artinya lawatan dinas untuk menyaksikan secara langsung kegiatan pembangunan, keadaan masyarakat, situasi keamanan, untuk membahas maksud dan tujuan tertentu misalnya kunjungan kerja DPR dan Presiden.Â
Kunjungan kerja merupakan hal penting karena dengan adanya kunjungan kerja dapat menyelesaikan berbagai persoalan secara langsung. Namun, bagaimana jika kondisi tempat yang akan dikunjungi tidak kondusif dan dapat mengancam nyawa kita?.Â
Sama seperti kunjungan kerja Presiden Jokowi baru-baru ini ke Ukraina yang menghebohkan masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Hal itu dikarenakan Jokowi sebagai pemimpin Asia pertama yang berkunjung ke Ukraina yang sedang berada dalam kondisi perang.
Berbeda dengan kunjungan Presiden ke tempat lain, misalnya ketika kunjungan Presiden Jokowi ke Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jokowi mendapat sambutan yang hangat dari ribuan warga. Pada saat itu, Jokowi pasti merasa senang dan bangga bisa bertemu warganya tanpa ada rasa takut, mungkin tidak perlu suatu keberanian untuk menghadapi situasi itu.Â
Contoh lainnya, ketika Jokowi berkunjung ke Munich, Jerman untuk menghadiri KTT G7 yang diselenggarakan pada tanggal 26-28 Juni 2022. Presiden disambut meriah oleh masyarakat Indonesia di Jerman. Atas sambutan yang ramah tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan terima kasihnyaÂ
"Terima kasih atas sambutan yang ramah dan menyenangkan ini".
 Artinya, kunjungan Presiden Jokowi saat itu dalam kondisi yang kondusif, walaupun pengamanan Presiden harus sesuai dengan protokol ketika Presiden melakukan kunjungan kerja di negara lain.Â
Lalu, mungkin kalian akan bertanya "kunjungi tempat seperti apa yang membuktikan keberanian Presiden Jokowi?".Â
Kata berani dalam KBBI artinya "Mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut)". Memang keberanian merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, namun tidak semua pemimpin setingkat Presiden memiliki karakter berani.Â
Misalnya Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dikabarkan melarikan diri dari kediamannya karena negaranya mulai dikuasai tentara Taliban. Pada saat itu, negaranya dalam kondisi bahaya, namun Ashraf Ghani bisa melarikan diri.Â
Artinya, keberanian bukan hal yang mudah dan tidak semua orang bisa memilikinya. Begitu pula dengan Presiden Tunisia, Zainal Abidin bin Ali yang lengser dan kabur ketika situasi politik di negaranya yang sulit dikendalikan.Â
Lalu, bagaimana dengan Presiden Jokowi? Berikut ini bukti bahwa Jokowi seorang pemberani. Walaupun masih banyak bukti yang menunjukkan keberaniannya. Namun, saya akan menjelaskan kunjungan ke tiga tempat ini sebagai bukti bahwa Jokowi adalah seorang Presiden yang berani!.Â
Pertama, ketika Jokowi mengunjungi Kabupaten Nduga di tahun 2016. Nduga merupakan salah satu kabupaten di provinsi Papua.Â
Nduga merupakan daerah zona merah karena "sebutan untuk wilayah yang terdapat banyak pejuang pro-kemerdekaannya" ungkap Adriana Elisabeth, mantan Kepala LIPI yang sudah mengkaji Papua dari tahun 2004. Dikutip dari tirto.id (08/12/2018) bahwa sejumlah pekerja dibunuh ketika sedang mengerjakan proyek segmen 5 trans Papua pada minggu (2/12/2018).Â
Peristiwa penembakan pesawat Trigana Air pada tanggal 15 Juni 2018 dan penyanderaan 15 guru selama 14 hari. Sebelum mengunjungi Nduga, Presiden Jokowi sampat dilarang oleh Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN untuk tidak mengunjungi Nduga dengan alasan bahwa kondisi disana masih perlu pendekatan. Â Namun, Jokowi menyampaikan dengan nada beraniÂ
Enggak, saya mau ke Nduga, pokoknya saya 2 hari lagi mau ke sana,urusan keamanan urusanmu".
Keberanian yang demikian mungkin sulit ditemui dalam diri Presiden seperti Jokowi.
Namun, keberanian yang dimiliki Jokowi adalah bukan untuk kepentingan pribadinya atau golongan tertentu. Mungkin, kita bisa saja berkata bahwa kita  berani tetapi keberanian seperti apa yang kita miliki? mungkin keberanian kita hanya sebatas pada kepentingan diri sendiri.Â
Disini, saya ingin menegaskan bahwa keberanian yang dimiliki oleh Jokowi adalah sebagai kepala Negara. Jadi, keberanian Jokowi didorong oleh rasa cinta dan kepedulian pada masyarakat, untuk kepentingan negara membuatnya berani berkunjung ke Nduga, Papua. Setibanya di Nduga, Presiden Jokowi merasa prihatin melihat kondisi disana. Jokowi menyampaikanÂ
"Bayangkan saudara-saudara, aspal saja tidak ada. Saya mau ketemu rakyat kita yang di sana. Apa jawaban Bupati? 'Pak, rakyat kita ada di distrik-distrik, kalau mau ke sana butuh 6 jam jalan kaki'. Terus yang di sini, mau ketemu, saya mau lihat pasar, hanya ada mungkin 80 sampai 90 orang" (Kompas.com,17/12/2018).Â
Setelah kunjungan itu, pembangunan di Nduga, Papua semakin dipercepat, walaupun masih banyak halangan yang harus dihadapi dan pendekatan perdamaian yang masih dilakukan. Selain itu, Presiden Jokowi juga didampingi oleh ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Meskipun banyak masyarakat Indonesia yang khawatir ketika ibu Iriana mengikuti kunjungan ke Nduga Papua.
Kedua, ketika Jokowi mengunjungi Kyiv, Ukraina. Kita tahu bahwa Ukraina sedang diinvasi oleh Rusia sejak 14 Februari 2022. Invasi Rusia ke Ukraina mengakibatkan banyak korban jiwa dari penduduk Ukraina, banyak tentara yang gugur di medan tempur, kerugian material, dan sebagian besar penduduk Ukraina mengungsi ke negara lain.Â
Selain itu, perang Rusia dan Ukraina berdampak pada ekonomi dunia, kenaikan harga komoditas dunia, sulitnya pemulihan ekonomi pasca COVID-19, suplai komoditas dan logistik terhambat, dan potensi harga ekspor naik.Â
Dalam kondisi demikian, Presiden Jokowi memutuskan untuk tetap melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia.Â
Walaupun beberapa pemimpin dunia sudah berkunjung ke Ukraina seperti Olaf Scholz (kanselir Jerman), Emmanuel Macron (Presiden Prancis), Mario Draghi (Perdana Menteri Italia), dan Boris Johnson (Perdana Menteri Inggris). Tetapi, hanya Presiden Jokowi yang bisa mengunjungi Ukraina dan Rusia dan sekaligus membawa misi perdamaian.
Menjelang kedatangan Presiden Jokowi ke Ukraina, Volodymyr Zelensky (Presiden Ukraina) menyampaikan bahwa serangan rudal masih terus berlangsung "ini masih tahap perang yang sulit, sulit secara moral dan emosional". Walaupun kondisi tersebut sangat berbahaya bagi Presiden Jokowi, tidak membuatnya membatalkan keputusannya itu.Â
Pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) juga telah disiapkan berjumlah 39 orang dan dilengkapi dengan senjata laras panjang untuk mengamankan kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina.Â
Menurut Direktur The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib bahwa ada resiko keamanan yang harus diwaspadai seperti dampak yang tidak disengaja dan adanya pasukan gelap yang tidak ingin kunjungan Jokowi berhasil.
Ketika selesai mengikuti KTT G7 di Munich, Presiden Jokowi menuju Rzeszow, kota Polandia yang letaknya 80 kilometer dari perbatasan Ukraina. Dari peron 4 stasiun Przemysl Glowny di Kota Przemysl, Polandia, Presiden Jokowi dan rombongan terbatas berkereta menuju Kyiv, Ukraina. Presiden Jokowi menyampaikanÂ
"memulai misi perdamaian ini dengan niat baik. Semoga dimudahkan".
 Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya didasarkan pada niat baik/tulus untuk misi perdamaian dan berbagai masalah akibat parang Rusia dan Ukraina. Sebelum bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Jokowi menyampaikanÂ
"saya terlebih dahulu mendatangi satu lokasi puing-puing kompleks apartemen di kota Irpin, lalu berkunjung ke pusat ilmiah dan bedah Endokrin, Transplantasi Organ dan Jaringan Endokrin Ukraina di kota Kyiv" (Instagram Jokowi, 29/06/2022). "Kota Irpin, Ukraina. Di belakang saya ini adalah apartemen Lipky yang hancur akibat perang. Dinding-dinding dan atapnya terkoyak oleh peluru. Ditemani Wali kota Irpin Alexander Grigorovich Markushin saya melihat langsung kerusakan rumah-rumah dan infrastruktur akibat perang. Semoga perang ini segera dihentikan dan tidak ada lagi kota-kota di Ukraina yang rusak. (Instagram Jokowi, 29/06/2022).
Ketiga, ketika Jokowi mengunjungi Kabul, Afghanistan. Konflik yang terjadi di Afghanistan juga telah memakan banyak korban jiwa dan banyak kasus teror bom yang sering  terjadi. Bahkan sehari sebelum kunjungan Presiden Jokowi ke Kabul, terjadi teror bom yang menewaskan lebih dari 100 orang dan beberapa jam sebelum Jokowi bersama rombongan mendarat di Afghanistan, terjadi penyerangan di Akademi Militer Afghanistan.
 Peristiwa itu membuat banyak orang takut dan khawatir, namun Presiden Jokowi tetap berani mengunjungi Afghanistan karena Indonesia juga memiliki peran aktif dalam menjaga perdamaian dunia, mendukung perdamaian dan kesejahteraan di Afghanistan.
Setibanya di Afghanistan, pihak pengamanan dari sudah menjamin keselamatan Jokowi selama di Afghanistan. Sepanjang jalan, Presiden Jokowi disediakan kendaraan lapis baja dan dikawal 2 helikopter. Namun, Jokowi menolak rompi anti peluru yang disediakan oleh pihak pengamanan presiden dari Afghanistan, inilah bukti bahwa Presiden Jokowi Pemberani.Â
Dalam kunjungannya ini, tidak lupa juga didampingi oleh Ibu negara, Iriana Joko Widodo.Â
Setelah mengunjungi tiga tempat ini, kita bisa melihat sosok pemimpin berani yang dimiliki oleh Indonesia sekarang ini. Keberanian yang dimilikinya semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Â Namun, keberaniannya selalu diikuti dengan ketulusan, niat baik, dan terlepas dari kepentingan pribadi.Â
Sehingga, keberanian itu bisa membuahkan hasil yang baik. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan kepemimpinan seperti Jokowi yang berani bertindak untuk kepentingan masyarakat, bukan pemimpin yang hanya sekedar beretorika tetapi butuh tindakan yang nyata dan berdampak positif bagi masyarakat. Semoga Indonesia tetap memiliki presiden pemberani seperti Jokowi. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H