Bagaimana menjadi seorang yang termotivasi?. Motivasi merupakan proses yang memulai, membimbing, dan mempertahankan perilaku yang berorentasi pada tujuan. Kata motivasi ini berasal dari bahasa latin "movere" yang artinya "menggerakan".Â
Motivasi bukan hanya kata-kata mutiara kemudian kita punya ambisi untuk melakukan sesuatu. Tetapi motivasi lebih mengacu pada dorongan atau gerakan dari dalam diri untuk memulai, membimbing, dan mempertahankan perilaku yang berorentasi pada tujuan.
Pastinya setiap orang memiliki tujuan, namun sangat kasihan jika seseorang tidak memiliki tujuan sama sekali. Seorang yang tidak memiliki tujuan, sering kehilangan semangat dalam hidup, tidak ada motivasi, tidak ada hal yang ingin dicapai dengan suatu sikapnya. Â Sebagai contoh, jika kita ingin makan berarti kita akan memiliki perilaku untuk mengambil makanan.
Motivasi memiliki dua tipe yaitu: Pertama, extrinsic motivations atau motivasi yang berasal dari luar. Tipe motivasi ini yang terlihat biasanya membuat kita harus mengejar dengan sungguh-sungguh misalnya tropi, uang, status sosial, atau pujian dari orang lain.Â
Ini merupakan satu motivasi yang dimiliki oleh masing-masing individu yang berasal dari luar. Intinya adalah extrinsic motivations berasal dari luar yang bisa dirasakan oleh panca indra manusia.Â
Kedua, intrinsic motivations atau motivasi dari dalam diri seseorang. Misalnya ketika seseorang bisa memecahkan masalah, membereskan hal-hal yang rumit dalam dirinya, sehingga menjadi kekuatan atau dorongan yang muncul dalam diri untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi sangat berhubungan dengan perilaku. Kita perlu mengetahui dua hal penting yaitu; pertama, motivasi membuat kita memiliki arah pada sasaran. Kedua, kebutuhan adalah dasar untuk memotivasi. Jadi, pemicunya adalah karena kebutuhan. Misalnya, ketika seseorang membutuhkan uang pasti dia ingin memperoleh uang dan uang akan menjadi motivasinya untuk bertindak.Â
Pandangan ini juga didukung oleh  teori yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow dalam bukunya yang berjudul "Theory of human motivation". Dia mengemukakan bahwa apa yang menjadi motivasi dalam diri manusia untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.Â
Dimana Maslow membuat hierarki kebutuhan yang dibagi dalam lima kelompok yaitu; Pertama, physiology (psikologi) seperti lapar, haus, dan tidur. Kedua, keamanan dan kesehatan. Ketiga, Social (sosial), Love (cinta), Frendship (pertemanan). Keempat, self-asteem (harga diri), recognition (pengakuan), achievement (pencapaian). Kelima, self actualization (aktualisasi diri).
Jika kita melihat kebutuhan tersebut mulai dari psikologi sampai aktualisasi diri, ternyata bisa dimasukkan ke dalam bentuk piramida. Dimana kebutuhan  yang paling mendasar dan yang paling besar yaitu physiology needs (kebutuhan psikologi) seperti butuh makan, minum, istirahat, dan lain-lain. Sampai paling kecil yaitu self actualization (aktualisasi diri) dimana manusia tidak pernah merasa puas, karena keinginan yang belum terpenuhi.Â
Dalam self-actualization, Maslow berkata bahwa seseorang sering merasa bahwa dirinya masih terus belajar, mengembangkan kemampuan, terus merasa kurang akan sesuatu. Misalnya ketika kita merasa belum tahu menulis, maka kita akan belajar menulis. Jika kita belum tahu menggunakan komputer, kita akan belajar.Â
Jika kita tidak tahu bahasa Inggris, kita akan berusaha untuk belajar bahasa Inggris. Jika, tidak tahu tentang digital marketing, dia akan belajar. Jadi, ini adalah sikap dimana kita akan terus belajar, terus mencari potensi dalam diri untuk dikembangkan.Â
Pada poin kelima ini mungkin terasa sulit, karena manusia cenderung puas dengan apa yang telah mereka capai. Saya perlu membagikan hal ini kepada kalian semua, bukan berarti saya sudah sempurna. Tetapi, saya membagikan ini supaya kita bisa terus belajar dan menggali potensi dalam diri. Tidak sedikit orang akan hidupnya hanya begitu-begitu saja, tidak ada kemajuan karena mereka sudah merasa lebih hebat dari orang lain.
Misalnya, sebagai seorang dosen tidak perlu merasa lebih pintar dari mahasiswanya. Sehingga, dia akan terus belajar hal-hal baru kepada mahasiswanya. Begitu juga dengan mahasiswa, sering merasa lebih pintar dari dosennya. Sehingga, seolah-olah ingin menggurui orang lain. Saya juga pernah memiliki teman sekolah yang merasa paling pintar di kelas.Â
Padahal yang dia tahu hanya hal kecil saja. Disini, saya hanya mengingatkan bahwa kita seharusnya tidak merasa puas dengan apa yang kita punya saat ini. Jadi, orang yang termotivasi atau orang yang memiliki motivasi adalah orang yang memiliki sasaran.Â
Apabila anda merasa sudah puas dan keinginan sudah tercapai, maka hal apa yang akan anda lakukan?, hal apa yang akan anda kerjakan selanjutnya? kehidupannya akan begitu-begitu saja. Oleh karena itu, kita harus memiliki sasaran atau memiliki tujuan.
Saya juga ingin ingin menambahkan satu teori lagi yang akan mendukung pencapaian tujuan kita. Bagaimana menata tujuan kita? Teori ini disebut goal-setting theory agar kita termotivasi. Apabila anda tidak menata tujuan, tujuan akan menjadi tidak jelas, alasanya tidak jelas. Maka, secara otomatis kita tidak akan termotivasi.Â
Oleh karena itu, menurut ahli psikologis yang bernama Christoper Earley dan Christine Shelley mendeskripsikan empat tahap yang perlu dilakukan yaitu: Pertama, establishment of a standard to be attained, artinya dalam menetapkan tujuan, kita perlu membuat tujuan yang bisa dicapai. Misalnya di dunia kerja, seorang fresh graduate yang baru saja kerja ingin menjadi seorang manajer, tentu sulit dicapai.Â
Dia bisa mulai dengan misalnya  menjadi supervisor kemudian perilakunya, tahapan menjadi seorang supervisor seperti bisa masuk kerja tepat waktu dan memiliki kinerja yang baik. Kedua, evaluation of whether the standard can be acheived, artinya melakukan evaluasi apakah standar yang ditentukan bisa tercapai. Jadi perlu adanya step atau tahap-tahap untuk mencapai standar tersebut.
Ketiga, evaluation of whether the standard matches personal goals. Artinya standarnya bisa sama dengan tujuan secara personal. Dalam hidup manusia sering memiliki banyak tujuan, tetapi anda perlu memperhatikan prioritasnya. Keempat, the standard is accepted, the goal is thereby set, and behavior proceeds towards the goal.Â
Artinya, standar yang sudah ditentukan tadi, kalian terima, kemudian kalian setting perilaku apa untuk mencapai sasaran itu. Contohnya, apabila mahasiswa ingin nilai yang baik, maka mahasiswa akan belajar dengan baik. Saya berharap kalian semua bisa terbantu dengan ilmu yang saya bagikan ini.Â
Akhirnya, saya ingin ingin mengutip kalimat dari seorang tokoh terkenal yaitu Stave Jobs bahwa "Stay hungry, stay foolish". Jadi, sebagai manusia jangan mudah puas, harus belajar terus, dan merasa bahwa diri kita ini perlu ada kebutuhan.
Sumber:
Atkinson, Jhon; David Birch (1978). Introduction to motivation. New York: D. Van Nostrand Company.
Deci, E.L. (1975). Intrinsic motivation. New York: Plenum
Maslow, Abraham (2020). Theory of human motivation. BLURB
McClelland, David (1953). The Acheivement Motive. New York: Applenton-Century-Crofit
Martin L; Mayer, Heather (1997). "Understanding motivation and Schooling: Where we've been, where Kwe are, and where we Seed to go ". Educational phsychology review
Reeve, J (2009). Understanding motivation And emotion (5 ad.). Hoboken, NJ: Wiley
Robins, Stephen P.; Judge, Tomothy A. (2007). Essential of Organization Behavior (9 ed.) upper sadlle River, NJ: Prentice Hall
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H