Menjadi tua adalah arah asa kelabu
Namun tak bisa jua kian memuda selalu
Lalu aku hanya bisa terdiam termangu
Melihat tubuhmu mulai merengkuh satu persatu
Kau pergi saat tangan yang harusnya digenggam
Karakter jiwa terbentuk dengan perlahan
Budi yang akan dibawa menjalani kehidupan
Sayang, nista tak berpihak dengan keadaan
Apakah aku meragu?
Apakah cita kian melayu?
Apakah air mata terus datang bertamu?
Nyatanya kini aku mampu untuk melaju
Ada sesal terkenang
Pada raut indah senyumnya
Kian lenyap bersama rayap-rayap rongga menganga
Menjerit pun rasanya percuma
Pada waktu yang terus berputar
Kini, aku diuji dengan kata sabar
Menyatu dibalik dinding-dinding kamar
Bersama doa' dan air mata  tanda ikhtiar
Ya Allah Ya Tuhanku
Izinkan bibir yang terus berucap
Tangan mengadah tak turun ke langit
Pada hati yang kian menggumam ampunan
Berikan ia kenyamanan dan kesehatan
Tambahkan nikmat Iman dan Islam
Agar tenang menjalani kehidupan
Dimasa tuanya tertanam keihklasan
Berharap Inayah datang seiringan
Semua-Menua
Sijabut Teratai, 28-08-2024. 09.17 WIB
Tarida Ilham Manurung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H