Mohon tunggu...
TARIDA ILHAM MANURUNG
TARIDA ILHAM MANURUNG Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Founder Komunitas Nafas Sastra (NASA) Indonesia

Selagi masih diberi kesempatan hidup, berbuatlah untuk kebaikan !

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menua

28 Agustus 2024   09:19 Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:39 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjadi tua adalah arah asa kelabu

Namun tak bisa jua kian memuda selalu

Lalu aku hanya bisa terdiam termangu

Melihat tubuhmu mulai merengkuh satu persatu

Kau pergi saat tangan yang harusnya digenggam

Karakter jiwa terbentuk dengan perlahan

Budi yang akan dibawa menjalani kehidupan

Sayang, nista tak berpihak dengan keadaan

Apakah aku meragu?

Apakah cita kian melayu?

Apakah air mata terus datang bertamu?

Nyatanya kini aku mampu untuk melaju

Ada sesal terkenang

Pada raut indah senyumnya

Kian lenyap bersama rayap-rayap rongga menganga

Menjerit pun rasanya percuma

Pada waktu yang terus berputar

Kini, aku diuji dengan kata sabar

Menyatu dibalik dinding-dinding kamar

Bersama doa' dan air mata  tanda ikhtiar

Ya Allah Ya Tuhanku

Izinkan bibir yang terus berucap

Tangan mengadah tak turun ke langit

Pada hati yang kian menggumam ampunan

Berikan ia kenyamanan dan kesehatan

Tambahkan nikmat Iman dan Islam

Agar tenang menjalani kehidupan

Dimasa tuanya tertanam keihklasan

Berharap Inayah datang seiringan

Semua-Menua

Sijabut Teratai, 28-08-2024. 09.17 WIB

Tarida Ilham Manurung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun