Melihat Kondisi APBN 2024 dan 2025
Total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mencapai Rp 3.500 triliun dan defisitnya ditetapkan sebesar Rp 600 triliun atau kisaran 2,45% hingga 2,82% dari produk domestik bruto (PDB). Pada tahun 2024 defisit anggaran dipatok hanya 2,29% dari PDB dan pada tahun 2023 sebesar 1,82% dari PDB.
Posisi cadangan devisa Republik Indonesia pada akhir Mei 2024 tercatat sebesar 139 miliar US$ atau setara dengan Rp 2,085 triliun. (kurs 1 US$ = Rp 15,000) atau setara dengan Rp 2.293,5 triliun (kurs 1 US$ = Rp 16,500).
Mampukah pemerintah kedepan meningkatkan cadangan devisa dan menjaga kondisi keuangan negara untuk tetap sehat ditengah ketidakpastian global?
Utang Jatuh Tempo
Berdasarkan data profil jatuh tempo utang dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, utang pemerintah RI yang jatuh tempo pada 2024 sebesar Rp 434,29 triliun, terdiri dari kewajiban dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) Rp 371,8 triliun, dan pinjaman lain Rp 62,49 triliun.
Biro Riset Infobank (birI), mencatat total jumlah utang RI hingga kini 2024 sebesar Rp8.338 triliun. Tahun 2024 ini beban APBN untuk membayar bunga utang saja sebesar Rp434,29 triliun, sedangkan utang jatuh tempo tahun 2025 mencapai Rp800,33 triliun, naik nyaris 2 kali lipat sebesar Rp434,29 triliun.
Bank Indonesia harus segera menyuntikkan devisa ke pasar yang "suka tidak suka" harus diambil dari cadangan devisa pemerintah Indonesia. Kita tunggu juga misalnya intervensi Bank Indonesia yang bisa melepaskan cadangan emas ke pasar sebagai hedging atas nilai US$. Faktor dalam negeri relatif bisa kita pengaruhi dibanding faktor luar negeri atau faktor global tentunya.
Ancaman Resesi Ekonomi 2025
Kita maknai resesi ekonomi secara sederhana sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Mencermati kondisi ekonomi global dan nasional, serta kecenderungan politik dan ekonomi yang ada, maka ancaman resesi ekonomi riil bisa sangat mungkin terjadi.