Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perang Ukraina 2022: Reaksi Rusia atas NATO dan Superioritas AS

25 Februari 2022   18:22 Diperbarui: 26 Februari 2022   07:55 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah kendaraan kargo militer melaju di tengah kota Kiev, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Sirene serangan udara berdengung di Kiev setelah perang Rusia vs Ukraina terjadi.(AFP/DANIEL LEAL)

Perluasan NATO
Pada tahun 1999, Polandia, Hongaria, dan Republik Ceko bergabung dengan NATO, di tengah banyak perdebatan di dalam organisasi dan oposisi Rusia.  

Ekspansi lain datang dengan masuknya tujuh negara Eropa Tengah dan Timur: Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, dan Slovenia.  

Negara-negara tersebut pertama kali diundang untuk memulai pembicaraan keanggotaan selama KTT Praha 2002, dan bergabung dengan NATO tak lama sebelum KTT Istanbul 2004.  

Pada 1 April 2009, sebelum KTT Strasbourg--Kehl 2009, Albania dan Kroasia bergabung juga ke NATO. Dua negara anggota terbaru yang ditambahkan ke NATO adalah Montenegro pada 5 Juni 2017 dan Makedonia Utara pada 27 Maret 2020.

NATO yang awalnya dibentuk untuk menghadapi ancaman Uni Soviet, namun perkembangannya justru dibentuk sebagai sebuah pakta pertahanan militer untuk berbagai tujuan dengan Amerika sebagai kekuatan superioritasnya, di mana Rusia ditempatkan sebagai salah satu ancaman.

Pemicu Perang
Harapan berakhirnya perang dingin dengan angin perubahan pasca Uni Soviet rupanya tidak diikuti dengan perubahan sikap Superioritas Amerika Serikat.

Situasi konflik internal di Ukraina sebetulnya hanya pemicu kecil yang tidak akan berkembang kepada kompleksitas persoalan operasi militer Rusia. Peran NATO yang sering nampak agresif di Eropa justru merupakan faktor penyebab krisis di Ukraina.

Meningkatnya jumlah korban tewas, akan menjadi legitimasi NATO untuk menuduh Rusia sebagai musuh bersama dunia yang menghancurkan perdamaian di Eropa.

Perang tersebut juga diklaim sebagai ancaman serius yang membahayakan seluruh struktur keamanan benua itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun