Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Horison Baru Momentum Kebangkitan Ekonomi Yogyakarta

23 Maret 2021   05:46 Diperbarui: 23 Maret 2021   10:11 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan wisata dan niaga di Malioboro, Yogyakarta| Sumber: KOMPAS.com/WISANG SETO PANGARIBOWO

Dalam waktu singkat, tahun 2020 dunia dilanda krisis ekonomi paling buruk melebihi "the great depression" sesudah perang dunia satu. Membangunnya kembali tentu membutuhkan waktu yang tidak secepat saat krisis melanda. 

Kita membutuhkan kesadaran bersama (shared consciousness) untuk menumbuhkan tatanan ekonomi baru yang lebih baik dengan ekosistem bisnis modern berbasis budaya dan inovasi teknologi digital.

Pandemi Covid-19 ini bukan bencana biasa yang menimbulkan dampak fisik nyata dan mudah diukur seperti Gempa Bumi tahun 2006 di DIY dan Jateng. 

Dampak permasalahan pandemi yang ditimbulkan baik pada tingkat global, nasional, dan lokal sangat luar biasa. Permasalahan yang luar biasa kompleks itu membutuhkan strategi dan penanganan yang juga luar biasa. 

Organisasi Pemerintah Daerah perlu membuat dan melaksanakan banyak terobosan kebijakan (breakthrough) melalui langkah super extraordinary untuk mendukung pemulihan ekonomi DIY secara cepat dan tepat.

Tren Ekonomi Indonesia perlahan meningkat sejak semester II 2020, meski diiringi oleh kasus Covid-19 yang terus meninggi. Pembatasan mobilitas dilakukan ketika jumlah kasus aktif meningkat drastis saat itu. 

Sepanjang tahun 2020, kinerja sektor industri pariwisata DIY sebagai sektor utama sempat mengalami kontraksi, begitupun sektor-sektor pendukung pariwisata yang terdampak langsung akibat pembatasan mobilitas selama pandemi.

Perubahan Mindset

Memasuki tahun 2021, Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertumpu pada industri pariwisata dan industri kreatif perlu menjawab dua tantangan ekonomi pasca pandemi Covid-19, yaitu: pertama, bagaimana mengubah mindset kedaruratan ekonomi dan kedua bagaimana menguatkan mindset digital. 

Kita musti mengubah cara berpikir kita dalam membangun ekosistem bisnis yang maju, dari berpikir parsial jangka pendek ke berpikir komprehensif visioner. Berubah mindset dari berpikir darurat ke berpikir strategis jangka panjang.

Perubahan mindset juga akan mengubah perilaku dan desain kebijakan publik yang lebih efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Industri kita yang masih menjadi industri biaya rendah (low cost industry) perlu ditingkatkan menjadi industri cerdas (smart industry).

Pusat Ekonomi di kawasan Malioboro (sumber: ayoyogya.com)
Pusat Ekonomi di kawasan Malioboro (sumber: ayoyogya.com)
Pariwisata, pendidikan, dan sektor pendukungnya berkontribusi 64.6% dari PDRB DIY. Bank Indonesia kantor perwakilan DIY melakukan kajian dan menemukan bahwa industri pariwisata di DIY memiliki multiplayer effect sebesar 104.9 X. 

Artinya, setiap peningkatan permintaan akhir industri pariwisata di DIY sebesar Rp 1 Milyar akan meningkatkan output perekonomian sebesar Rp 104.99 Milyar.

Yogyakarta yang memiliki Universitas Gadjah Mada sebagai universitas terbaik di Indonesia berkelas dunia perlu mengembangkan riset industri perlengkapan kesehatan yang sejalan dengan kebutuhan pariwisata.

Pelayanan kesehatan yang maju dan profesional bisa dipadukan dengan pariwisata, seperti di Singapura, China, Belanda, Amerika dan negara-negara maju lainnya.

Kita tentu perlu bersinergi dan berkolaborasi untuk membangun ekosistem pelayanan kesehatan dan pariwisata yang maju.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, disebutkan ada tiga tujuan utama strategi penanganan pandemi yaitu pertama untuk memperlambat dan menghentikan laju transmisi/penularan, dan menunda penyebaran penularan. 

Tujuan kedua untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal untuk pasien, terutama kasus kritis. Tujuan ketiga meminimalkan dampak dari pandemi Covid-19 terhadap sistem kesehatan, pelayanan sosial, kegiatan di bidang ekonomi, dan kegiatan sektor lainnya.

Sejalan dengan substansi Keputusan Menteri Kesehatan untuk mencegah dan mengendalikan pandemi Covid-19, DIY mengambil momentum untuk membangkitkan ekonomi daerah dengan arsitektur ekonomi baru melalui berbagai serial dialog kebijakan, inovasi, dan transformasi dunia usaha serta industri.

Salah satu dialog kebijakan tersebut dikemas dalam dialog budaya Yogya Semesta sejak 2007. Dalam dialog "Yogya Semesta Seri-136", yang diselenggarakan pada Selasa, 09 Februari 2021 di Hotel Grand Ambrarrukmo, telah dibahas topik "Bangkitkan Ekonomi DIY 2021" dengan Model Diskusi Panel "Dua Meja", melalui Omni-Channel, daring dan luring serta melibatkan para pemangku kepentingan dari unsur perwakilan Bank Indonesia, Bank BPD DIY, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY, Pakar Ekonomi, dan Pelaku Ekonomi senior.

Dialog para pemangku kepentingan untuk membangkitkan ekonomi DIY tersebut merupakan bagian dari upaya merumuskan rekomendasi strategis sebagai Landasan Transformasi Peradaban DIY Masa Depan pasca sewindu Undang-Undang Keistimewaan DIY. 

Gubernur DIY melalui SK Nomor: 136/TIM/2020 tanggal 15 Desember 2020, telah membentuk Tim Refleksi UUK DIY yang bertugas untuk menyusun dokumen Refleksi Keistimewaan DIY sebagai Landasan Transformasi Peradaban DIY Masa Depan dalam Bidang-Bidang: (1) Kebudayaan, (2) Pendidikan, (3) Pariwisata, (4) Transportasi, serta (5) Sumber daya pantai dan kelautan oleh para Profesor yang ahli di bidangnya masing-masing. 

Dokumen tersebut mencakup telaah dimensi ekonomi yang berperspektif kesehatan serta bersifat solutif-rasional, quick-short wins, dan memiliki daya snow-balling effects jangka panjang. 

Telaah dan sumbang saran pemikiran tersebut diharapkan mampu menjadi dasar pertimbangan perencanaan kebijakan strategis untuk mengurangi dampak ekonomi atas pandemi Covid-19.

Menghadapi masa pandemi Covid-19, kita semua berhadapan pada keniscayaan era kenormalan baru yang secara lokal dikenal sebagai Wajar Anyar. Situasi new normal memerlukan model baru dan untuk itu membutuhkan penyesuaian kondisi existing perencanaan program pembangunan baik RPJMP sampai RKPD beserta seluruh indikator kinerja utamanya.

Struktur Ekonomi Baru dengan disertai Bisnis model baru oleh pihak swasta serta masyarakat juga perlu diciptakan dengan memperhatikan permasalahan kesehatan dan ekonomi pasca pandemi. 

Permasalahan tersebut harus dipecahkan dengan strategi yang tepat, terpadu dan komprehensif. Hal paling penting adalah prinsip keselarasan dan nilai tukar "trade off" antara kesehatan masyarakat dengan ekonomi.

Ekonomi DIY pada tahun 2021 diperkirakan mulai memasuki tahap awal pemulihan (recovery), yang dipicu oleh pemulihan optimisme dan investasi proyek strategis nasional dan pelaksanaan program Vaksinasi Nasional secara masif. 

Profil Ekonomi DIY yang sangat bergantung pada pariwisata dan pendidikan membutuhkan segera "reaktivasi" atau "restart" pariwisata DIY agar berkontribusi positif terhadap pemulihan ekonomi. 

Bank Indonesia (BI) optimis pemulihan ekonomi DIY pada tahun 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui 1 prasyarat dan 5 strategi. 

Satu prasyarat tersebut adalah vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19, dan 5 strategi respons kebijakan sebagai berikut: (i) pembukaan sektor produktif dan aman, (ii) percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), (iii) peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, (iv) stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, dan (v) digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

Beberapa kunci pemulihan ekonomi DIY antara lain: 

(i) Optimalisasi Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) sebagai hub utama pariwisata maupun ekspor impor dari Jawa Tengah dan Jawa bagian selatan 

(ii) Transformasi pariwisata berbasis digital, dari mass tourism menuju quality tourism (MICE, Event dan Festival) 

(iii) Mendorong sektor potensial DIY yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Industri kreatif memiliki potensi tinggi sebagai sumber perumbuhan ekonomi baru (new source of growth).  

Era kreatif adalah era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.

Tantangan dan Peluang 

Sektor Pariwisata di DIY adalah yang paling terdampak di masa pandemi dengan multiplyer effect sebesar 104,9 kali. Ada tiga (3) jenis lapangan usaha yang terdampak cukup dalam pada sektor pariwisata yaitu: (i) Penyedia Akomodasi & Makan Minum; (ii) Perdagangan Besar dan Eceran; (iii) Transportasi dan Pergudangan.

Beberapa peluang bisnis yang menjanjikan di era new normal, seperti kesehatan, telekomunikasi, ekonomi digital, logistik, serta kebutuhan pokok berkembang. Kita harus lebih proaktif dalam memanfaatkan potensi bisnis dan pekerjaan "baru" yang tengah berkembang.

Permasalahan sering muncul diluar kebijakan normatif, yaitu misalnya saat dunia usaha dan industri menghadapi kendala pada bank pelaksana di lapangan dengan berbagai variasi aturan yang beragam. 

Dialog antara pengusaha dan bank pelaksana sangat penting dan mendesak dilakukan untuk mencari solusi misalnya terkait permasalahan perkreditan dunia usaha maupun industri. 

Hal lain yang perlu dicatat adalah tentang peran investasi di DIY untuk menggerakkan dan memulihkan ekonomi yang tampak belum menjadi perhatian serius. 

Industri pariwisata, perdagangan, pengolahan di DIY membutuhkan investasi yang didukung oleh iklim investasi kondusif. Banyak perusahaan potensial di DIY yang sudah melakukan ekspor namun belum difasilitasi secara memadai baik dari soal berbagai perijinan serta dukungan kebijakan lainnya. 

Pemulihan ekonomi di DIY baik industri pariwisata, pengolahan, dan perdagangan perlu disertai dengan tata niaga yang baik. Tata niaga berbagai industri di DIY perlu diperbaiki segera, utamanya berkaitan dengan supply chain lokal.

Pertumbuhan ekonomi DIY 2020 -2.69% menjadi alasan kuat bagi seluruh stakeholder di DIY untuk bersinergi membangkitkan ekonomi. Pola pertumbuhan ekonomi tiap kuartal DIY menunjukkan siklus tertentu dimana setiap Q3 ekonomi DIY mencapai titik tertinggi (baik dalam masa normal maupun selama Covid-19). 

Kita membutuhkan upaya untuk membalikkan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan positif. 

Setelah didapatkan arah kebijakan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih baik, langkah selanjutnya adalah melakukan akselerasi program pemulihan ekonomi secara sistemik.

Selama Covid-19 tahun 2020, inflasi di DIY tetap terkendali yaitu 1.68% (yoy); 0.54% (mtm). Inflasi perawatan pribadi (6.01%); rekreasi (2.55%); penyediaan makanan minuman (2.21%). Dinamika sektoral selama Covid-19 juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. 

Pertumbuhan ekonomi di DIY lebih banyak di sumbang oleh industri dan pertanian. Perubahan pangsa pasar pada urutan ke-3; akomodasi, makanan & minuman; informasi & komunikasi; konstruksi. 

Penguatan ekonomi secara optimis perlu melakukan pembenahan dan perubahan mendasar dengan dukungan teknologi digital, internet of things, serta Artificial Intelligence. 

Kemiskinan masih menjadi persoalan di DIY. Hal tersebut membutuhkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan manajemen kinerja yang baik.

Kita harus melihat sektor atau sub sektor mana yang saat ini masih bisa mendorong perekonomian dan bisa berkontribusi secara positif untuk mengurangi masalah kemiskinan melalui strategi silang lintas OPD yang didukung Bisnis Swasta dan Akademisi.

Peluang Industri Jasa Keuangan

Strategi pemulihan ekonomi daerah pada industri jasa keuangan didorong untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor UMKM dan sektor industri kreatif yang memiliki multiplayer effect tinggi. Berdasarkan data OJK kantor perwakilan DIY, sebanyak 97% debitur bank terdampak Covid-19 adalah pelaku UMKM. 

OJK dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY patut diapresiasi karena telah melakukan peran strategis dan proaktif untuk menjaga ekonomi DIY, meski bahkan sering tidak selalu terkait langsung dengan masalah keuangan.

Jumlah uang beredar di DIY belum optimal, hal itu mungkin juga akibat belanja dan serapan anggaran penanganan Covid-19 oleh Gugus Tugas DIY yang masih rendah. Alokasi restrukturisasi anggaran pemerintah daerah disayangkan jika masuk ke pos Biaya Tak Terduga yang sifatnya pasif. 

Banyak industri di DIY, misalnya terkait pariwisata atau pendidikan yang pemiliknya dari warga diluar DIY. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, agar tidak terjadi krisis ekonomi yang dipicu oleh capital flight ke luar DIY.

Transformasi Ekonomi Berbasis Digital

Dalam upaya mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan sektor potensial DIY yang memiliki nilai tambah tinggi, pengembangan industri digital kreatif harus menjadi basis perubahan ekonomi daerah.

Gugus Tugas penanganan Covid-19 dan Organisasi Pemerintah Daerah wajib melakukan belanja pengadaan barang dan jasa melalui UMKM dan Koperasi DIY.

UMKM yang melayani pasar domestik maupun ekspor harus didorong menjadi UMKM berbasis digital secara masif dan sistemik.

Dunia usaha dan Industri termasuk BUMD perlu menjadi off-taker industri yang digerakkan oleh pelaku UMKM dan koperasi di DIY melalui platform digital.

Implementasi berbagai skema bantuan sosial pemerintah membutuhkan inovasi kebijakan daerah dengan tetap "compliant" dengan peraturan yang ada. 

Ada tiga inovasi kebijakan daerah belajar dari kearifan lokal bencana gempa tahun 2006 yaitu bantuan sosial diterimakan langsung oleh penerima sesuai apa adanya, atau diterima dan diteruskan dengan konsep bagita (dibagi rata) atau dengan konsep bagidil (dibagi adil) untuk dikelola oleh gugus tugas berbasis RT atau kampung.

Inovasi kebijakan daerah semestinya lebih berani dan lebih kreatif tanpa batasan sekat dalam pemikiran kita oleh belenggu aturan dan birokrasi dengan menggunakan platform digital. (TA)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun