Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Masturbasi Politik dan Syahwat Kekuasaan

10 Desember 2020   06:47 Diperbarui: 10 Maret 2024   07:30 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kelompok pasti akan berjuang keras untuk menjustifikasi bahwa arah dan tujuan politik merekalah yang paling benar. Justifikasi ini mereka hadirkan dalam bentuk presentasi rupa wajah politik yang memuaskan dan bisa menjamin kebahagiaan kehidupan bersama melalui hadirnya suatu tatanan negara berikut pelayanan pemerintahnya yang baik.  

Rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi selalu dirayu dengan janji kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  

Pemimpin bangsa seharusnya memegang dan menjalankan amanah Pemerintah Negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Politik di Negara Indonesia seharusnya dijalankan dalam pijakan kepentingan Nasional seperti yang tertulis pada pembukaan Undang Undang Dasar 1945 tersebut.

Realitanya banyak para politisi yang hanya memuaskan syahwat kekuasaan tanpa memikirkan kepentingan Nasional yang lebih tinggi. Syahwat politik kekuasaan akan menafikan idealisme kepentingan nasional dan bahkan cenderung untuk berorientasi pada pencapaian kenikmatan personal ataupun kolektif.  

Dalam fenomena memuaskan syahwat politik ini sering terjadi aktivitas masturbasi politik. Masturbasi politik disini artinya adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan rangsangan atau stimulasi sehingga terpuaskanlah syahwat politik personal ataupun kelompok. 

Ragam kegiatan bermasturbasi politik ini juga sangat beragam, mulai dengan menciptakan figur imajiner lawan politik, mendesain narasi yang menyerang lawan politik, sampai melakukan reproduksi citra dan propaganda untuk menguatkan posisi politiknya sambil melemahkan posisi politik lawan. Kegiatan politik tersebut tentu tidak efektif dan hanya memberi kepuasan sesaat karena betapapun upaya itu tidak pernah masuk pada ruang substansi demokrasi yang dialektis.

Masturbasi Politik di Dunia Maya 

Pengentalan aspirasi politik dengan memanipulasi perbedaan identitas elemen kebangsaan tadi, salah satuya sangat kuat dipengaruhi oleh kegiatan masturbasi politik di dunia maya. Jutaan byte terkirim setiap hari dalam bentuk video maupun gambar terkait dengan sang idola politik. Sirkulasi video dan gambar baik berupa meme politik, foto, infografis melalui media sosial ini anehnya sebagian besar hanya berputar diantara kelompok pendukung. 

Kegiatan ini cenderung bersifat involutif dimana akan mengakibatkan yang benci akan semakin benci dan yang memuja akan semakin buta. Kampanye demikian bukanlah kampanye cerdas melainkan hanya kegiatan bermasturbasi politik.  Kepuasan syahwat politik sesaat adalah pencapaian yang paling nyata.

Pemilu & Demokrasi
Pemilihan Umum memang menjadi pilihan sekaligus konsekuensi sebuah sistem demokrasi dari suatu negara.  Gagasan tentang demokrasi ini sudah dipraktekkan sejak 508-507 SM oleh Cleisthenes, yang juga disebut sebagai "bapak demokrasi Athena".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun