Dari laman Organisasi Buruh Internasional (ILO) tercatat 1,6 miliar pekerja di ekonomi informal, atau  hampir setengah dari total tenaga kerja global terancam mata pencaharian mereka.
Sementara lebih dari 436 juta perusahaan menghadapi risiko tinggi berupa gangguan serius dalam keberlanjutan usaha. Â Jumlah perusahaan-perusahaan yang paling terpukul pandemi covid-19 ini diantaranya 232 juta di sektor grosir dan eceran, 111 juta di sektor manufaktur, 51 juta di sektor akomodasi dan layanan makanan, serta 42 juta di real estat dan kegiatan bisnis lainnya.
May Day sebagai hari buruh, untuk menuntut sistem jaminan kesejahteraan tenaga kerja menghadapi tantangan terberat.
Pengusaha dan pekerjapun mengalami pukulan paling keras sepanjang abad ini.
Ada salah satu mall besar yang terpaksa merumahkan sebagian besar karyawannya tanpa gaji dengan harapan mereka akan bisa kembali bekerja.
Ironisnya banyak hotel yang diputus aliran listriknya oleh PLN gara-gara belum membayar tagihan listrik saat tanpa hunian. Hal ini otomatis akan berdampak kepada para karyawan hotel.
Â
Ada harapan yang masih bisa dimiliki oleh para pekerja melalui manfaat kartu prakerja. Kartu prakerja adalah harapan bagi pekerja yang terdampak pandemi covid-19 namun hanya solusi bagi sebagian kecil mereka karena sulitnya menembus peluang setiap gelombang penerimaannya.
Negara dituntut untuk hadir sebagai institusi yang melindungi pengusaha dan pekerja.
Selamatkan dunia usaha dan dunia industri, maka pekerjapun akan ikut terselamatkan.
Potongan pajak saja tidak cukup membantu dunia usaha dan industri jika beban operasional tidak dikurangi saat aliran kas perusahaan negatif.
PLN semestinya juga memberikan potongan biaya bagi dunia usaha dan industri apapun kondisinya.
Teriakan bantulah kami dari para pekerja dan pengusaha ini semoga didengar oleh mereka yang masih mampu bertahan dalam resesi ekonomi.