Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Soal Influencer, Jubir Presiden Gagal Pahami Demokrasi

2 September 2020   13:38 Diperbarui: 4 September 2020   04:51 2691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobilisasi jelas berbeda dengan partisipasi. Dalam partisipasi, pelaku adalah subjek  otonom. Dalam mobilisasi, pelaku cuma objek penyerta yang digerakkan subjek lain, termasuk dengan insentif finansial seperti yang selama ini dikritik banyak orang. 

Bung Fadjroel mengubah kasus kelas menengah, dari nominativus menjadi ablativus, sekadar alat elit untuk menjangkau rakyat, meraih ketundukan rakyat.

Saya kira Bung Fadjroel tidak akan terlalu jauh melakukan denial kenyataan adanya pengakuan sejumlah influencer -- Aditya Fadila, Gofar Hilman--bahwa mereka dikontrak sebagai influencer, tetapi tanpa dibicarakan dengan jelas terlebih dahulu, diminta pula membuat konten propaganda RUU Cipta Kerja.[CNBCIndonesia.com]

Gofar Hilman dan Adiya Fadila tidak terlibat dalam perdebatan kekuasaan---pro-kontra RUU Cipta Kerja---sebagai bentuk partisipasi melainkan dimobilisasi melalui kontrak. Mereka dibayar untuk itu. Pelibatan mereka sama sekali bertentangan dengan prinsip demokrasi: partisipasi.

Bahkan, karena mobilisasi menjadikan influencer kanal baru hegemoni, praktik itu dengan sendirinya bertentangan vis-a-vis demokrasi.

Rupanya tidak butuh satu dekade dalam kekuasaan untuk mengubah klaim iman Fadjroel, dari seorang yang menepuk dada sebagai representasi kaum demokrat sejati menjadi pembela praktik-praktik baru anti-demokrasi. Ah, sudahlah. Soska memang tidak pernah bisa diharapkan.***

[Baca juga: "Bioskop Buka dan Peran Pemerintah sebagai "Orangtua Ideal"]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun