Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hubungan Aneh Wiji Thukul dan Kemerdekaan

26 Agustus 2020   17:53 Diperbarui: 27 Agustus 2020   08:33 5096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sastrawan dan aktivis politik revolusioner, Wiji Thukul [Jaker.blogspot.com]

Masyarakat dan pemeritah desa mengundangnya membaca puisi dalam perayaan kemerdekaan tingkat desa. Thukul tidak siap. Tetapi di atas panggung serta-merta kata-kata itu menari di kepalanya. Ia muntahkan begitu saja. "Kemerdeaan adalah nasi. Dimakan jadi tai".

Gara-gara itu, Thukul digelandang tentara untuk diperiksa. Begitu pula para pejabat desa.

Thukul mencintai kemerdekaan, mendamba dan memperjuangkannya dengan segenap jiwa raga. Tetapi ia mencintai kemerdekaan yang merdeka, bukan kemerdekaan sebagai pemeran pengganti yang bertopeng.

Melalui 'pelecehannya' terhadap seremoni kemerdekaan Agustus 1945, Thukul sepertinya hendak mengingatkan  pesan Bung Karno bahwa deklarasi 17 Agustus 1945 itu belumlah sungguh-sungguh sebuah kemerdekaan. Itu hanya jembatan emas menuju kemerdekaan sejati di kemudian hari.

Sebagaimana pesan Sukarno pula, pewujudan kemerdekaan sejati di kemudian hari itu tidak mudah sebab penjajah yang akan dihadapi jelata adalah elit-elit bangsa sendiri. Ya. Elit yang membajak kemerdekaan untuk kemakmuran diri sendiri.

Dirgahayu Indonesia, panjang umur perjuangan, happy birthday Wiji Thukul.

[Baca pula: "Tolak Komodifikasi Vaksin Covid-19, Jadikan Posyandu Sebagai POD"]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun