Loyalis Amies dan Hanafi, Muhammad Asri Anas mengaku jika Amien Rais sudah mulai melakukan safari ke daerah-daerah sebelum pengunduran diri Hanafi. Setelah Hanafi mundur, Amien menggelar teleconference dengan para loyalisnya.[6]
Menurut Ketua DPW PAN Sulawesi Barat ini sudah 150 pimpinan di provinsi dan kabupaten/kota yang menyatakan merapat ke kubu Amien dan Hanafi.
Boleh Jadi Pula Cuma Sandiwara
Tidak tertutup kemungkinan kata-kata keras Mumtaz terhadap Hanafi, bahkan terhadap Amien Rais dilotarkan atas restu sang ayah. Dengan kata lain, pertentangan ini cuma sandiwara, bagian dari skenario Amien Rais mempersiapkan masa depan anak-anaknya.
Bisa saja Amien Rais berhitung, kemungkinan Mumtaz atau Hanafi yang kelak sukses dalam dunia politik adalah 50-50. Untuk itu, keduanya harus dipasang di jalur berbeda.
Mumtaz dipasang untuk terus meniti karir di PAN yang menjadi partai sentris, berebutan suara dengan Partai Demokrat, Nasdem, dan Golkar. Sementara Hanafi akan bersama-sama Amien Rais mendirikan partai baru yang lebih keras dan lebih “Islam ekskulsif” guna menggerus suara dari golongan yang selama ini dimonopoli PKS.
Entah yang mana di antara kedua putranya yang kelak meraih banyak dukungan massa, Amien Rais serahkan pada jalannya sejarah. Yang terpenting, dinastinya bertahan di panggung politik Indonesia.
Dugaan manakah yang benar, cuma Amien Rais dan Tuhan yang tahu.***
Baca: "Saat Menteri Nadiem Kaget, Orang Tua Murid 'Bisa Pingsan'"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H