Saya akan katakan dengan tegas kepada rakyat, inilah tujuan mudik tidak dilarang tetapi dihimbau kepada mereka yang tidak perlu dibantu pemenuhan kebutuhan pokoknya, yaitu kalangan pekerja bergaji tetap, agar jangan sekali-kali mudik.
Jadi saya tidak perlu bermain kucing-tikus dengan para penentang kebijakan; tidak perlu menyembunyikan motif yang membuat saya terpaksa mengarang-ngarang alasan tetapi dampaknya menghasilkan argumentasi yang compang-camping. Yang satu bilang haram, yang lain bilang boleh tetapi menganjurkan jangan lakukan.
Kedua, saya tidak akan mengarang-ngarang bahwa pemda sudah siap melakukan desinfeksi di pintu masuk wilayahnya.
Itu karena saya sadar bahwa aksi desifeksi tidak akan mempan sebab hanya meminimalisir virus yang menempel pada pakaian dan barang bawaan pemudik. Tidak ada yang menyemprot desinfektan ke paru-paru pemudik bukan?
Saya juga tidak akan membodohi publik dengan mengatakan pemda punya pengukur suhu canggih, thermo gun, untuk menapis mereka yang sakit.
Baca: "Tolong Jangan Bikin Pusing Pemerintah Daerah"
Saya justru akan menjelaskan kepada masyarakat bahwa pengukuran suhu itu tidak layak menjadi penapis pasien covid-19 sebab 30% carrier virus corona adalah silent carrier, penderita asymptomatic.
Saya akan jujur sampaikan banyak pemda tidak memiliki alat rapid test dan tidak punya kapasitas melalukan rapid test besar-besaran dan tertib terhadap gelombang pemudik yang tiba di gerbang kabupaten/kotanya.
Saya akan melarang keras para penulis dan buzzer yang saya mobilisasi untuk berbohong atau berargumentasi asal-asalan hanya demi kebijakan bos saya diterima publik.
Ketiga, Â saya tidak akan menciptakan hantu baru, menghindari produksi teror baru yang bisa membuat masyarakat bertambah stres.
Saya tidak akan menuding para pengkritik kebijakan sebagai kubu yang hendak menggulingkan kekuasaan dengan memanfaatkan ketidakmampuan kubu berkuasa untuk bertindak tepat dan efektif mengendalikan krisis kesehatan masyarakakat yang sudah mengarah ke krisis multi-dimensi ini.
Akan lucu--tetapi tidak bikin tertawa--jadinya jika saya menyerukan masyarakat tenang, jangan panik, tetapi saya malah bikin panik dengan memobilisasi pasukan propaganda yang tuding sini tuding sana, menciptakan teror baru: ancaman para penumpang gelap yang saya besar-besarkan.
