Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ogah Kayak India? Tempuh Opsi Distribusi Beras a la Buwas, Bukan Darurat Sipil

1 April 2020   06:07 Diperbarui: 2 Mei 2020   02:05 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penegakkan karantina corona di India [VoA News/youtube.com]

Andai itu sudah berlaku, maka kini tidak ada kendala ketika pemberlakukan isolasi (lockdown a la Tiongkok), karantina (lockdown a la Eropa) atau pembatasan sosial.

Ketersediaan, sistem, mekanisme dan aparatus pemasaran terencana beras sudah melembaga. Tinggal ubah untuk sementara fungsi depo-depo itu dari mata rantai pemasaran menjadi aparatus distribusi.

Apakah kini sudah terlambat menerapkan sistem perdagangan beras a la ekonomi terencana gaya Buwas?

Untuk konteks penanganan Coronavirus, iya. Tetapi ini bisa segera diterapkan nanti, setelah kondisi kembali pulih. Semoga para pemimpin negeri ini cukup bijak untuk belajar dari pengalaman.

Untuk sekarang, ketua-ketua RT bisa dijadikan mata rantai paling ujung saluran distribusi beras di kota-kota, terutama pada komunitas yang diisolasi atau dikarantina. Asalkan dipastikan setiap kapita terdata dalam sistem.

Caranya? Ya sesegera mungkin instruksikan perangkat RT mendata setiap individu, siapapun yang berdomisili di RT tersebut, baik punya rumah di sana atau cuma kos-kosan, pun numpang tidur.

Siapkan pula sistem pengaduan yang responsif, di-back up tim reaksi cepat, agar warga masyarakat bisa mengadukan penyimpangan distribusi oleh perangkat RT. Bila perlu tetapkan ancaman pidana kurungan seberat-beratnya bagi perangkat RT yang tidak punya moral, mencari untung dari kondisi genting ini.

Tetapi kalau masih santuy, masih berharap rakyat yang sudah kehilangan sumber pendapatan untuk membeli sendiri beras di warung-warung, ya itu namanya sengaja memancing kerusuhan.

Jangan lupa, lho, sistem pendataan penerima BLT dan segala macam kartu pengaman sosial itu cacat! Banyak orang yang seharusnya mendapatkan manfaat---kian banyak jumlahnya oleh kondisi krisis ekonomi dan pandemi ini---tidak terdata.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun