Sebaliknya Wiranto mengklaim sukses mencegah kondisi Jakarta  bertambah parah. Ia juga mengaku memobilisasi prajurit TNI dari Jatim ke Jakarta pada 14 Mei dan berhasil meredakan kondisi.
Mengingat polemik kerusuhan 1998 ini sekadar aksi saling lempar tanggungjawab antara para jenderal Orde Baru demi perbaikan citra terkait pilpres 2019, kita tidak bisa berharap banyak akan adanya upaya serius pembongkaran kasus dan penegakan hukum. Usai pilpres nanti, mereda pula polemik soal ini. Para penjahat HAM orde baru akan kembali baik-baik saja.
Mungkin kelak, ketika sisa-sisa orde baru telah sungguh-sungguh tersingkir dari kekuasaan, barulah kita boleh berharap kejahatan HAM masa silam terungkap. Ya. Semoga saja konsolidasi orba untuk merebut kembali kekuasaan akan gagal pada pemilu dan pilpres 2019 ini. Dan semoga, mereka yang meloncat ke gerbong Joko Widodo tidak akan terlalu banyak terpakai dalam masa kedua pemerintahan Jokowi.
Sumber:
- Kompas.com (27/02/2019) "Kivlan Zen Tantang Balik Wiranto Debat di TV soal Kerusuhan 1998"
- Detik.co (27/02/2019) "Sumpah Pocong dan Debat Terbuka Wiranto Vs Kivlan."
- BBC.com (20/05/2018) "Perkosaan Mei 1998 'tak pernah terungkap, tak pernah dituntaskan'."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H