Rabu, 30 Januari, pukul 00.00 kebijakan English Day resmilah berlaku di seantero Nusa Tenggara Timur. Demikian jika mengacu pada Peraturan Gubernur  Nomor 56 Tahun 2018 tentang Hari Bahasa Inggris. Peraturan itu tak mengecualikan orang-orang yang sedang berpesta di kampung seberang.
Pukul 00.36, bunyi musik berhenti, berganti suara orang-orang tertawa ... kemudian sirine polisi meraung-raung. Perkelahian lagi, dugaan saya. Ini tentu gara-gara kebijakan pembebasan miras itu. Saya berprasangka.
Pukul 01.15, sekelompok pemuda lewat di depan rumah. Mereka rombongan pulang pesta pernikahan itu.
"Ada apa tadi ribut-ribut di sana?" Rasa ingin tahu saya menghentikan langkah mereka.
Salah seorang, sepertinya masih berusia remaja SMP pun bercerita.
Kobus, lelaki kampung sebelah sedang asyik berdansa dengan Ratih, tetangga rumah yang aduhai jelitanya. "A Groovy Kind of Love" milik Phil Collins menggerakan tubuh keduanya mesra. Sungguh romantis.
Berhubung English day telah berlaku, bertanyalah Ratih kepada Kobus, berharap si lelaki turut meresapi makna lagu.
"Do you understand?"
Kobus melepaskan genggaman dari jemari dan pinggul Ratih. Ia merogoh kantung baju, mengeluarkan kamus kecil Oxford Learner's Pocket Dictionary. Rupanya sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga.
Kobus membolak-balik lembaran, menemukan satu demi satu arti kata dan merangkainya.
Aha! Ia mengerti. "Kamu di bawah berdiri?"