Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perusakan APK Nasdem di Cianjur, Pelajaran Apa yang Patut Dipetik Parpol?

18 Desember 2018   12:52 Diperbarui: 18 Desember 2018   19:15 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusakan Alat Peraga Kampanye (APK) sedang menggejala. Jika sebelumnya APK SBY-Partai Demokrat dan PDIP di Sumatera yang dirusaki, kini giliran APK Partai Nasdem. Sekitar 96 APK partai milik Surya Paloh di Cianjur yang sobek disayat, dicoreti, tiangnya dipatahkan. Peristiwa ini berlangsung 14 Desember lalu.

Namun perusakan APK Nasdem di Cianjur boleh jadi berbeda dengan perusakan APK Partai Demokrat dan PDIP di Sumatera. Kalau di Sumatera, perusakan bisa jadi skenario pihak tertentu yang ingin mengadu PDIP dan PD gontok-gontokan. Mungkin agar ada kesan kubu Joko Widodo berkarakter antidemokrasi sekaligus agar ada alasan SBY mengakhiri sikap oportunis bermain dua kaki, beralih sikap tegas mendukung dan memenangkan Prabowo-Sandiaga.

Di Cianjur, kasus yang dialami Partai Nasdem berkaitan dengan operasi tangkap tangan terhadap Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar yang diduga terlibat kasus korupsi atau penyuapan anggaran pendidikan.

Asumsi latar belakang peristiwa ini bisa dua kemungkinan. Yang pertama, ada pihak tertentu yang ingin memanfaatkan momentum OTT Irvan sebagai kesempatan mendegradasi Nasdem, salah satu parpol pendukung Jokowi, sehingga dengan demikian juga mendegradasi Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Pihak tertentu ini melakukan perusakan untuk memprovokasi massa agar bertindak serupa atau setidaknya mendorong lahirnya sikap anti-Nasdem yang bisa jadi akan bermuara kepada sikap anti-Jokowi.

Asumsi kedua, tindakan ini merupakan spontanitas rakyat yang marah terhadap dugaan korupsi bupatinya.

Asumsi kedua ini lebih kuat sebab ATK yang paling banyak dirusaki adalah yang ada foto wajah Tjejep Muchtar Soleh, mantan bupati Cianjur yang juga ayah Irvan. Pada pemilu 2019, Tjejep yang merupakan Ketua DPC Partai Nasdem Cianjur mencalonkan diri sebagai anggota DPP RI. Apalagi perusakan terjadi bersamaan dengan tumpahnya rakyat ke alun-alun untuk merayakan OTT Irvan.

Jika asumsi kedua ini yang berlaku, bisa saja konsekuensinya hukuman rakyat akan terus berlanjut hingga pemilu 2019. Nasdem yang dianggap paling terkait dengan Irvan tidak akan dipilih rakyat di Cianjur.

Jika reaksi rakyat terhadap kepala daerah korup ditunjukkan dengan tidak memilih parpol pengusung menjadi tren baru politik Indonesia, saya kira akan baik bagi pemberantasan korupsi.

Peristiwa ini hendaknya jadi alarm yang membangunkan parpol-parpol dan kepala daerah agar waspada. Saat ini tindakan rakyat yang paling radikal untuk menghukum koruptor mungkin hanya dengan merusak spaduk parpol-parpol yang berkaitan dengan si koruptor. 

Tetapi sejarah mengajarkan kita, rakyat bisa bertindak lebih jauh dari itu jika harapan mereka terus-menerus kandas, terutama jika mereka menilai adalah para politisi daerah yang menghambat harapan itu, yang bertentangan dengan semangat pemerintah pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun