Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ma'ruf Amin Cawapres Jokowi, Menjaga NU Tetap Solid?

9 Agustus 2018   18:34 Diperbarui: 10 Agustus 2018   14:15 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tokoh NU, termasuk kandidat cawapres: Ma'ruf Amin, Mahfud MD, dan Muhaimin Iskandar [Diolah dari Detik.com, Kompas.com, Merdeka.com]

Perseteruan internal warga NU sempat memanas dalam dua hari terakhir. Sebabnya apa lagi jika bukan karena harapan Muhaimin Iskandar untuk dipilih jadi cawapres pendamping Joko Widodo?

Persaingan Muhaimin dan Mahfud MD memanas karena Muhaimin minta bantuan para kyai, bahkan petinggi Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) untuk bersuara.

KH Najib Abdul Qodir, Ketua Rais Aam atau Dewan Penasihat PBNU mengancam Presiden Jokowi, jika Cak Imin tak dipinang cawapres, warga NU akan bangun poros ketiga Koranindonesia.id (06/08/2018).

Ketua Umum PB NU KH Said Aqil mengatakan Mahfud MD bukan kader NU meski berasal dari kultur NU (Detik.com, 08/08/2018).

Pernyataan Said Aqil segera mendapat bantahan sesama tokoh NU. Bukan main-main. KH Maimoen Zubair ulama kharismatik NU yang sangat disegani yang membantah KH Said Aqil. Mahfuf kader NU tulen kata Maioen Zubair (Tribunnews.com, 09/08/2018)

Keturunan keempat pendiri NU, Yenny Wahid juga angkat bicara, mengatakan hal yang sama seperti KH Maimoen Zubair, Mahfud MD warga NU tulen.

Jika Jokowi memilih Mahfud MD atau Muhaimin apakah suara NU akan pecah?

Tentu saja. Sejak dulu suara NU memang pecah. Ada warga NU ke Prabowo, ada pula yang ke Joko Widodo.

NU bukan partai politik, dan karena itu tiap-tiap warga NU bisa mengarahkan suaranya kemanapun mereka suka.

Bagaimana dengan para petinggi NU? 

Sebagian terbesar petinggi NU, para kyai dan pimpinan-pimpinan ormasnya akan tetap bekerja untuk memenangkan Joko Widodo.

Mereka memang mengatakan bisa pindah dukungan jika Muhaimin tak jadi cawapres. Tetapi pindah dukungan itu ke poros ketiga. Sayangnya, poros ketiga tampaknya tidak akan terbentuk.

Meski Partai Demokrat mencabut dukungan terhadap Prabowo, koalisi antara Partai Demokrat dan PKB tidak akan cukup untuk memenuhi syarat pengajuan cawapres.

Inilah hebatnya taktik mengulur-ulur waktu pendaftaran yang dimainkan Prabowo dan Joko Widodo. Keduanya sebenarnya bukan saling tunggu dan saling intip. Alasan utama mereka adalah mengunci peluang terbentuknya poros ketiga.

Di sisi lain, masih ada sehari bagi SBY untuk memainkan bidak-bidaknya. Cukup tambahan satu partai lagi, poros ketiga bisa saja lahir.

Tetapi Jokowi membuat kejutan. Alih-alih memilih Mahfud atau Muhaimin, Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya. Dengan langkah ini, Muhaimin, PKB, dan PBNU tidak bisa berkutik sebab Ma'ruf Amin adalah Rais A'am PBNU juga Ketua MUI.

Sumber:

  1. Merdeka.com (09/08/2018) "Yenny Wahid: Mahfud MD NU tulen."
  2. Tribunnews.com (09/08/2018) "Mahfud MD Diragukan Said Aqil, Namun KH Maimoen Zubair Sebut NU Tulen."
  3. Koranindonesia.id (06/08/2018) "Kyai NU Ancam Jokowi, Pilih Cak Imin Atau Cabut Dukungan."
  4. Detik.com (08/08/2018) "Said Aqil: Mahfud Md Belum Pernah Jadi Kader NU."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun