Perseteruan internal warga NU sempat memanas dalam dua hari terakhir. Sebabnya apa lagi jika bukan karena harapan Muhaimin Iskandar untuk dipilih jadi cawapres pendamping Joko Widodo?
Persaingan Muhaimin dan Mahfud MD memanas karena Muhaimin minta bantuan para kyai, bahkan petinggi Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) untuk bersuara.
KH Najib Abdul Qodir, Ketua Rais Aam atau Dewan Penasihat PBNU mengancam Presiden Jokowi, jika Cak Imin tak dipinang cawapres, warga NU akan bangun poros ketiga Koranindonesia.id (06/08/2018).
Ketua Umum PB NU KH Said Aqil mengatakan Mahfud MD bukan kader NU meski berasal dari kultur NU (Detik.com, 08/08/2018).
Pernyataan Said Aqil segera mendapat bantahan sesama tokoh NU. Bukan main-main. KH Maimoen Zubair ulama kharismatik NU yang sangat disegani yang membantah KH Said Aqil. Mahfuf kader NU tulen kata Maioen Zubair (Tribunnews.com, 09/08/2018)
Keturunan keempat pendiri NU, Yenny Wahid juga angkat bicara, mengatakan hal yang sama seperti KH Maimoen Zubair, Mahfud MD warga NU tulen.
Jika Jokowi memilih Mahfud MD atau Muhaimin apakah suara NU akan pecah?
Tentu saja. Sejak dulu suara NU memang pecah. Ada warga NU ke Prabowo, ada pula yang ke Joko Widodo.
NU bukan partai politik, dan karena itu tiap-tiap warga NU bisa mengarahkan suaranya kemanapun mereka suka.
Bagaimana dengan para petinggi NU?Â
Sebagian terbesar petinggi NU, para kyai dan pimpinan-pimpinan ormasnya akan tetap bekerja untuk memenangkan Joko Widodo.