Masih untung Pak Anies tutupi dengan jaring hitam sehingga orang-orang masih akan terkenang, di balik jaring hitam itu, mengalir Kali Item, nama lain Kali Sentiong. Apalagi Kali Sentiong harusnya berterima kasih cadar atau selimutnya itu tidak berbahan sembarangan. Itu bahan khusus yang diimpor dari Singapura (Tribunnews.com, 20/07/2018).
Musuh Baru berinisial JPO
Kali Sentiong alias Kali Item baru setengah beres--masih berbau tetapi tidak separah dulu--atau lebih tepat disembunyikan agar perlawanannya tidak diketahui orang luar. Ia diisolasi, diasingkan di tengah kota.
Tetapi rupanya semesta belum izinkan Pak Anies tidur nyenyak. Bukan hanya karena warga Jakarta dan para warganet dari antah-berantah yang ramai nyinyir membela Kali Sentiong, tetapi karena muncul musuh baru.
Seperti Kali Sentiong, musuh ini juga benda mati. Ia sudah lama bercokol di Jakarta, namun baru sekarang memiliki nyali melawan Pak Anies. Mungkin lebih tepat dikatakan, ia tidak hendak cari gara-gara sebenarnya. Pak Anies yang tiba-tiba melihatnya sebagai musuh.
Perkenalkan, nama musuh baru Pak Anies ini adalah Jembatan Penyeberangan Orang Bundaran Hotel Indonesia.
Sama kerennya dengan Tuan Guru Bajang Zainul Madji yang disingkat TGB, nama busuh baru ini juga keren jika disingkat, JPO Bundaran HI. Mantap bukan?
Hari-hari terakhir ini, JPO Bundaran HI bikin kesal Pak Anies. Tubuhnya menghalangi pandangan orang ke Patung Selamat Datang. Padahal bagi Pak Anies, penting sekali memastikan tiada satu makhluk dan benda yang menghalangi pendangan orang-orang--terutama tetamu dan atlet yang datang khusus untuk Asian Games--ke arah Patung Selamat Datang.
Pak Anies benar. Patung Selamat Datang punya nilai historis terkait Asian Games. Ia dibangun khusus pada untuk menyambut peserta Asian Games 1962 silam.
Adalah suatu kebetulan semata, ada jejak Pak Ahok pada JPO Bundaran HI.