Sayangnya di Indonesia parpol merekrut anggota hanya untuk kepentingan verifikasi dan pencoblosan saat Pemilu. Tidak ada ikatan apapun setelah itu antara anggota dan parpol.
Hajatan pengambilan keputusan politik penting atau pemilihan pengurus dan kandidat caleg atau kepala pemerintahan tidak melibatkan anggota Parpol. Setinggi-tingginya pelibatan mereka semata-mata dalam survei internal parpol.
Karena rakyat sebagai anggota parpol diperlakukan seperti sepah yang manisnya diisap saat verifikasi dan pemilu, kemudian dilepeh, tentu saja tidak mungkin berharap anggota mau membayar iuran.
Sebaliknya, parpol malah membayar rakyat dengan uang atau sumbangan barang untuk menjadi anggota atau memilih kandidat parpol saat pemilu, pemilukada, dan pilpres.Â
Money politics adalah cermin nyata dari cara pandang politisi terhadap rakyat. Mereka tidak memandang rakyat sebagai partisipan demokrasi.
Para pelaku money politics hanya melihat rakyat sebagai pihak luar, yang tidak berkepentingan apa-apa terhadap politik selain selembar Rupiah saat momentum pemilu.
Inilah yang tampaknya hendak diubah oleh Gerindra dan PSI. Rakyat harus jadi bagian aktif dari politik. Politik adalah milik rakyat dan karena itu rakyat harus pula ikut membiayainya.
Yang baru adalah crowdfunding, dipelopori Barack Obama pada Pilpres 2008
International Institute for Democracy and Electoral Assistance mendefinisikan pengumpulan dana dari individu non-anggota atau sumbangan dari anggota dalam nominal kecil melalui teknologi telekomunikasi sebagai crowdfundingdalam pendanaan parpol.
Praktik ini pertama kali --demikian yang diketahui IDEA-- dilakukan oleh Obama.