Pernah dengar Juneteenth kan, Om-Tante? Â Ini adalah perayaan hari emansipasi di Amerika Serikat. Juneteenth berasal dari kata June dan Nineteenth, tanggal di mana orang-orang Amerika Serikat merayakan penghapusan perbudakan 19 Juni 1865. Mereka menggelar parade, tarian jalanan, panggung musik, lomba olahraga, pesta makan-makan di taman, hingga lomba kecantikan.
Tahukah kamu, Juneteenth lahir dari peristiwa remeh temeh, problem ketiadaan teknologi telekomunikasi?
Ceritanya begini.
Negeri Om Donald Trump secara resmi merdeka pada 4 Juli 1776, ketika 13 negara bagian Amerika Serikat bersatu mendeklarasikan diri lepas dari kekuasaan Inggris Raya, mendirikan negara sendiri.
Kemerdekaan 1776 itu barulah kemerdekaan bagi para pelarian kulit putih dari Eropa, para gembel yang mencari harapan di dunia baru dan kebetulan berhasil kaya dan menjadi tuan-tuan elit politik dan ekonomi.
Sementara kaum afro-amerika, nenek moyang Obama saat itu masih hidup sebagai budak, tiada beda dengan kerbau dan cangkul. Mereka hanya alat pengumpul kekayaan tuan-tuan pemilik kebun.
Setelah merdeka, banyak di antara kalangan kulit putih Amerika Serikat gandrung akan gagasan kemerdekaan yang sesungguhnya, setidaknya gagasan kemerdekaan Revolusi Prancis dengan 3 prinsip dasarnya: liberte, egalite, dan fraternite.
Maka perbudakan harus dihapuskan. Mayoritas elit kulit putih setuju, tetapi banyak pula kaum kepala batu, terutama para tuan-tuan pemilik hacienda di Selatan.
Pada era 1860-an perdebatan tentang penghapusan perbudakan di Amerika Serikat mencapai puncaknya. Pada 1861, ada 7 negara bagian di Selatan yang masih mempertahankan perbudakan mendeklarasikan negara sendiri yang dinamakan Negara Konfederasi Amerika.
Perang saudara pecah antara Amerika Serikat dan Konfederasi Amerika.
Setelah kemenangan pasukan serikat di pertempuran Antietam (The Battle of Antietam), pertempuran paling berdarah selama perang sipil--hampir 23 ribu prajurit tewas--Presiden Amerika Serikat pada 1 Januari 1863 memproklamasikan Emancipation Proclamation yang menyatakan berakhirnya perbudakan di negara-negara konfederasi.
Sayangnya, informasi tentang proklamasi pembebasan budak itu tidak sampai ke Texas. Para sejarahwan menduga, utusan pembawa kabar ke Texas tewas terbunuh dalam perjalanan.
Peristiwa rakyat Texas mendengar kabar penghapusan perbudakan dari Jenderal Granger inilah yang diperingati sebagai Hari Emansipasi, atau populer sebagai Juneteenth.
Begitulah. Andai saat itu telepon dan internet sudah ditemukan, tentu kaum budak di Texas tidak harus menderita 2 tahun 6 bulan lebih lama dari yang seharusnya.
"by virtue of the power, and for the purpose aforesaid, I do order and declare that all persons held as slaves within said designated States, and parts of States, are, and henceforward shall be free; and that the Executive government of the United States, including the military and naval authorities thereof, will recognize and maintain the freedom of said persons. #EmancipationProclamation."
Serentak, budak-budak di Texas yang follow twitter @AbeLincoln menjadi tahu, federasi sudah kalah, perbudakan sudah diakhiri pemerintah serikat. Mereka bisa segera memberontak meruntuhkan kekuasaan tuan-tuan Texas yang kepala batu tanpa harus menunggu tibanya Jenderal Granger 30 bulan kemudian.
Demikianlah Om-Tante. Hargai pencapaian teknologi dengan semestinya. Pakai data sebijak mungkin, pastikan kabar yang kita sebar bukan hoax. Ingat, pada zaman dahulu kulit hitam di Texas terpaksa menjalani masa perbudakan 30 bulan lebih lama hanya karena belum ada telepon dan internet.
Semoga harimu menyenangkan. [@tilariapadika, #smile]
Bacaan:
- Phil Edwards, "Happy Juneteenth, our annual celebration of the end of slavery."Â
- USAtoday, "What is Juneteenth? We explain the holiday that commemorates the end of slavery."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H