Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Keanggotaan China di Dewan Keamanan PBB Berutang Budi pada Soekarno

11 Juni 2018   04:06 Diperbarui: 12 Juni 2018   13:43 3833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari gettyimage/bettmenn dan pidato Soekarno

Pada 1971, Albania mengajukan mosi untuk mengakui RRC sebagai satu-satunya negara yang mewakili bangsa Tiongkok di PBB. Mosi itu diterima dan menjadi  Resolusi Majelis Umum 2758. Sejak itu, RRC merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Maka sejak 1971, RRC menjadi anggota PBB dan sekaligus mengambil alih hak Taiwan (Republik Tiongkok) sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Apa yang dilakukan Presiden Soekarno adalah contoh bagaimana Indonesia seharusnya bersikap dalam memperjuangkan tata dunia baru yang demokratis dan berkeadilan. Inilah yang membuat Bung Karno selalu dikenang sebagai pemimpin besar dunia, bukan saja oleh Rakyat Indonesia, tetapi juga bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Tiongkok.

Pada Oktober 2015, Pemerintah RRT mendirikan Rumah Soekarno, pusat hubungan kerjasama Indonesia-RRC. Putri Soekarno, Megawati diundang untuk meresmikanya.

Kita berharap pemerintah Indonesia, Presiden Jokowi, Menlu Retno Marsudi, dan para diplomat Indonesia dapat meneladani Soekarno, memanfaatkan secara maksimal posisi Indonesia di Dewan Keamanan PBB selama dua tahun ini untuk memperjuangkan hak bangsa-bangsa tertindas di dunia. [@tilariapadika]

Sumber Cetak/Luring:

  1. Xiabong Li (ed) (2012). China at War: An Encyclopedias. ABC-CLIO
  2. Soekarno (1960). To build the world anew; President's Sukarno's major address delivered before the 15th United Nations General Assembly session of Friday 30 September 1960.Djarkarta: Dept. of Information
  3. Carisch, Enrico, Rickard-Martin, Loraine, Meister, Shawna R. (2012).The Evolution of UN Sanctions: From a Tool of Warfare to a Tool of Peace, Security and Human Rights.Springer Nature
  4. Ylber MARKU (2017). Sino-Albanian relations during the Cold War, 1949-1978 : an Albanian perspective. Lingnan University

Baca seri lain artikel Tilaria Padika tentang SOEKARNO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun