Lebih tepat jika saya pakai subjek "pekerjaannya" sehingga kalimat itu menjadi  "Pekerjaannya memperhatikan kendaraan... ."Â
Dengan begitu kalimat pertama dan kedua memiliki hubungan makna yang mendukung pokok pikiran paragraf. Kalimat kedua menjelaskan hal "bekerja seperti biasa" dalam kalimat pertama.
Nah, demikian beberapa contoh kesalahan saya berbahasa Indonesia dalam ragam bahasa tulis. Semua artikel saya di Kompasiana mengandung kesalahan-kesalahan ini. Ada yang sudah saya perbaiki, ada yang belum. Banyak yang baru tersadari kemudian, nanti saat saya membacanya lagi.
Ada pula kasus hiperkorek. Sudah betul, saya betulkan, eh malah jadi salah.
Heuh. Saya yakin akan ditemukan kesalahan lebih banyak lagi jika artikel-artikel saya diperiksa pakar bahasa.
Itulah sebabnya Om-Tante, mengapa senantiasa terbit cemburu di hati saya saat membaca artikel yang menyatakan menulis itu mudah.
Tetapi Om-Tante yang mengalami kesulitan-kesulitan seperti saya tidak perlu berkecil hati. Jangankan kita, para guru bahasa pun banyak keliru di dalam artikel-artikel atau makalah bahkan ketika mereka sedang membahas permasalahan kebahasaan Indonesia.
Meski menulis ternyata tidak mudah, jangan menyerah. Kita menulis bukan karena mudah, bukan? Kita melakukannya karena kita suka. Bisa juga karena suatu saat mungkin hobi menulis ini bermanfaat lebih dari sekedar menggembirakan hati dan mempengaruhi orang banyak.
Tabik. Sila lanjutkan aktivitas menulisnya. Let the ball rolling. [2018/06/07. Twitter:@tilariapadika]
Baca artikel-artikel Seri Tilaria Padika tentang MENULIS