Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Masalah Berbahasa dan Mitos Menulis Itu Mudah

8 Juni 2018   14:13 Diperbarui: 8 Juni 2018   16:56 2465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contoh kalimat bahasa Indonesia ragam tulis yang tidak efektif dan efisien

Yang berikut ini cacat fatal, menyalahi kaidah bahasa dan karena itu terasa memalukan bagi saya.

Saat marah-marah karena kami salah menerapkan kasus dan deklinasio kata, guru bahasa Latin semasa SMA dulu selalu katakan, "Bahasa itu logika. Saya tidak percaya kalian pandai matematika jika bahasa Latin kalian buruk."

Pernyataan itu sangat mempengaruhi saya. Hingga kini saya merasa malu jika menemukan kalimat dalam artikel saya tidak sesuai tata bahasa Indonesia. Hal yang sering saya jumpai adalah tidak terpenuhinya unsur-unsur syarat penyusun kalimat.

Contoh kesalahan sintaksis kalimat bahasa Indonesia. dokpri
Contoh kesalahan sintaksis kalimat bahasa Indonesia. dokpri
Pada contoh 1, "Berjalan kaki saja" bukan kalimat.  Bahkan sebagai klausa pun ia tidak memenuhi syarat. Di mana subjeknya?

Kalimat itu baru jadi benar setelah diperbaiki dengan dua opsi. Pertama, tanda titik setelah "rumah" saya ganti dengan tanda koma, menjadi "Bubaran kerja Tuan Huber kembali ke rumah, berjalan kaki saja."

Pilihan kedua, saya tambahkan subjek, menjadi "Ia berjalan kaki saja."

Contoh kedua.

Paragraf pada contoh 2 seolah-olah terdiri dari dua kalimat. Sebenarnya hanya satu kalimat yang memenuhi syarat sintaksis, "Selanjutnya Tuan Huber kembali bekerja seperti biasa."

Sementara yang panjang itu, sejak "memperhatikan" hingga "saja" hanya rangkaian kata dan frasa yang tidak memenuhi syarat sebagai kalimat, bahkan belum juga sebagai klausa. Sebabnya sama seperti contoh pertama, ketiadaan subjek.

Rangkaian kata dan frasa itu akan menjadi benar jika kalimat pertama tidak saya akhiri melainkan mengganti tanda titik dengan koma. Atau saya tambahkan subjek sebelum kata "memperhatikan" pada kalimat kedua.

Apa yang akan saya gunakan sebagai subjek? Tuan Huber atau ia? Tidak! Meski secara kaidah sintaksis  tidak salah, subjek Tuan Huber--atau ia sebagai pengganti--menyebakan kalimat itu keliru semantik.. Kalimat pertama dan kedua menjadi tak berhubungan, sekedar dua peristiwa yang kebetulan sama-sama bersubjek Tuan Huber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun