Kita hanya perlu memilih cara berpakaian yang agak menyembunyikan bagian-bagian itu, memastikan bagian itu tertutup dan tidak tampak menonjol.
Saya pikir itu mudah.
Saya percaya Tante dan Kakak sekalian cukup "chique" untuk memadupadankan outfit sehingga tetap trendy tanpa harus serba ketat dan terbuka.
Jika boleh kasih saran, untuk atasan mungkin bagus tuh padukan konsep layering dan oversized agar bagian tertentu tubuh Tante dan Kakak tidak terlalu menonjol.
Sementara untuk pakaian bagian bawah, jika Tante dan Kakak lebih senang pakai rok, pilihlah yang panjangnya melewati lutut. Model broomstick sepertinya elok dan santun.
Jika Tante dan Kakak gemar pakai celana panjang, sebaiknya pilih yang tidak ketat agar bentuk bokong tidak nyetakke celana. Saya suka rada gimana melihatnya. Jadi seperti ingin nyanyikan lagu Dewa Sembilan 19 yang sebut-sebut "seperti genderang mau perang" itu.Â
Sepertinya celana panjang yang model Palazzo atau Kulot manis dan santun tuh.
Terus bagaimana dengan pakaian om-om?
Memang banyak penelitian yang bilang jika otak perempuan tidak sejorok lelaki. Perempuan tidak mudah terangsang melihat bagian-bagian tubuh lelaki. Tetapi ada pula survei yang menyimpulkan bahwa pikiran perempuan pun rada-rada gimana jika melihat dada, perut, bisep, dan bokong lelaki yang berotot.
Jika demikian, maka Om-om pun perlu sedikit mengubah kebiasaan-kebiasaan selama Ramadan ini.
Misalnya selama ini Om sering jogging sore di taman kota. Om senang pakai kaos tanpa lengan dan celana pendek ketat. Om menikmati para mamah muda  curi-curi pandang ke arah bokong Om.