Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

13 Mei, Momentum Kunci dalam Karier Politik Mahathir Mohammad

14 Mei 2018   09:04 Diperbarui: 14 Mei 2018   09:52 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari kriminologi.id dan dokpri

Pada 13 Mei, kubu partai penguasa mengadakan pawai tandingan, melibatkan massa etnis Melayu yang telah terbakar amarah.

Bentrokan tak terelakkan. Rumah-rumah dan kendaraan dibakar, rakyat saling bunuh. Sekitar 200an orang korban tewas, sebagian besar di pihak warga non-Melayu.

Ketika pemerintah Malaysia telah memberlakukan keadaan darurat dan menguasai keadaan, orang-orang non-Melayu di Singapura bersolidaritas terhadap saudara seetnis mereka di Malaysia dengan menyerang perkampungan Melayu di Singapura. Korban kembali berjatuhan.

Mahathir Memanfaatkan Momentum

Mahathir memanfaatkan momenum ini dengan mengeluarkan surat---bukan surat terbuka tetapi sengaja membocorkannya kepada publik---yang mengkritik seniornya di UMNO, PM Tunku Abdul Rahman.

Mahathir menuduh kebijakan-kebijakan publik pemerintahan Abdul Rahman lebih menguntungkan orang-orang Tionghoa dibandingkan orang Melayu. Kebijakan-kebijakan itu merugikan internal partai, menjadi penyebab tergerusnya kursi UMNO.

Tunku Abdul Rahman membalas serangan Mahathir dengan memecatnya dari jabatan di Majelis Tertinggi UMNO pada 12 Juli 1969, diikuti pemecatan dari keanggotaan partai pada 29 September 1969.

Tetapi Mahathir pandai membaca situasi. Ia melanjutkan perlawaan terhadap Abdul Rahman dengan menulis buku yang diterbitkan pada 1970: The Malay Dilemma.

Dalam buku ini, Mahatir menganalisis sejarah dan politik Malaysia yang menjadi akar rasisme di negara itu. Mahathir juga mengajukan posisi politiknya, antara lain bahwa penduduk bumiputra Malaysia adalah warga etnis Melayu; sifat toleran dan non-konfrontatif orang Melayu menyebabkan mereka terpinggirkan di negeri sendiri oleh etnis lain yang diistimewakan oleh pemerintah Kolonial Inggris

Dalam The Malay Dilemma, Mahathir juga mengusulkan sejumlah kebijakan ekonomi sebagai tindakan afirmatif negara untuk mendukung warga etnis Melayu dalam persaingan melawan hegemoni warga negara etnis Tionghoa.

The Malay Dilemma dilarang beredar selama masa kekuasaan Abdul Rahman. Tetapi banyak eksemplar telah terlanjur beredar dan mendapat simpati warga etnis Melayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun