Ketika kampanye dulu, Trudeau menjanjikan akan mengubah sistem pemilu sebab sistem yang sekarang banyak diprotes orang Kanada. Tetapi pada awal Februari 2017, Trudeau mengirimkan surat mandat kepada Menteri Democratic Institutions Minister, kementerian yang mengurus pemilu, Karina Gould yang menyatakan bahwa Karina tidak punya tugas untuk mereformasi sistem pemilu sebab belum mendesak dan sistem baru belum terpikirkan.
Gara-gara itu, politisi senior, Nathan Cullen yang sudah jadi anggota DPR Kanada sejak 2004 menyebut Trudeau sebagai pembohong. (8)
Dua tahun sebelumnya, di masa kampanye menjadi Perdana Menteri, Trudeau juga pernah disebut pembohong. Apesnya itu dilakukan oleh warga yang hadir kampanye terbatas, langsung di depan Trudeau.
Peristiwa ini gara-gara Trudeau tidak konsisten dalam menyampaikan pernyataan.
Ketika di Ontario, Trudeau mendapat kritik karena menyatakan akan menghapuskan minyak kelapa sawit dari Kanada. Mungkin karena keder terhadap kritikan, saat di Calgary Trudeau mengatakan kalau tempo hari dia salah bicara. Begitulah, orang muda kadang panik menghadapi kritik. Seperti kekhilafan Nona Tsamara yang saya ulas di "Jadilah Kayu, Tsamara, Jangan Biduk" bisa kita maklumi.
Tetapi orang Kanada yang demokratis dan blak-blakan rupanya tidak mau memaklumi itu.
Nah, waktu buat kampanye tertutup di Calgary, salah seorang hadirin berkata, "Om, ente sekarang di Alberta bukan di Ottawa. Terus ente datang di Calgary, ente minta maaf. Ente ini penipu atau bingung . Tetapi gue mulai berpikir kalau ente dua-duanya."(9)
Yemi Osinbajo adalah profesor hukum dan pengacara terkemuka di Nigeria. Pada Pemilu 2015 lalu ia terpilih sebagai wakil presiden mendampingi presiden Muhammadu Buhari. Saat ini Osinbajo menjadi pejabat presiden Nigeria sejak presiden Buhari harus menjalani pengobatan.
Lima bulan lalu, mantan menteri penerbangan yang juga ketua People Democratic Party, Femi Fani Kayode dalam kicauan di twitter mengatakan Osinbajo sebagai seorang penipu yang tidak bertobat.
Kicauan Kayode ini merespon kicauan Osinbajo yang mengatakan mantan presiden Goodluck Jonathan melakukan money politics, membagikan 100 miliar naira dan 295 juta dollar dalam 2 minggu sebelum pemilihan 2015.