Choi Hee-seo memang memerankan Kaneke Fumiko dengan sangat baik, sehingga film yang sejatinya mengisahkan kehidupan Park Yeol justru lebih tampak sebagai film sejarah  Kaneke Fumiko.
Apa yang Kurang
Bagi saya, kelemahan film ini adalah tidak dimunculkannya peristiwa Gerakan 1 Maret atau Sam-Il Movement atau Manse Undong di Seoul pada 1 Maret 1919.
Manse Undong adalah peristiwa terbesar dalam sejarah gerakan perjuangan kemerdekaan Korea yang dipelopori  kaum muda. Gerakan yang awalnya direncanakan sebagai deklarasi kemerdekaan oleh 33 orang aktivis muda ini berkembang menjadi 1.500 demonstrasi di seluruh Korea yang melibatkan 2 juta orang Korea.Â
Unjuk rasa besar-besaran ini dijawab pemerintah (tentu saja pemerintah resmi saat itu adalah penjajah Jepang) dengan represi brutal. Sekitar 7.509 orang terbunuh, 15.849 orang terluka, dan 46.303 orang ditangkap.
Padahal, keberadaan Park Yeol dan Fumiko di Tokyo berlatar belakang keterlibatan mereka di  Sam-Il Movement. Park Yeol pindah ke Tokyo setelah ia diburu-buru polisi Jepang di Seoul. Demikian juga Fumiko kembali ke Jepang tidak lama setelah peristiwa Sam-Il.
Dalam pledoinya di persidangan, Park Yeol dan Fumiko menyatakan bahwa komitmen mereka pada perjuangan pembebasan nasional Korea bersemi saat Manse Undong.
Eh, saya belum cerita bagaimana Yeol dan Fumiko menikah; apakah mereka akhirnya divonis bersalah dan dipenjara; apakah mereka hidup bahagia? Tonton sendiri ya.
***
Ditulis atas request Kakak Dinda Lindia Cahyani soal film sejarah. Kakak kok Dinda ya?
Tilaria Padika